Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mayoritas Pasien Hepatitis Akut Misterius Positif Adenovirus

Wamenkes menyatakan 74 persen dari total 614 pasien anak diduga hepatitis akut misterius di sejumlah negara positif mengandung Adenovirus.

23 Mei 2022 | 21.36 WIB

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hepatisis akut misterius kini tengah menjadi momok buat banyak orang tua. Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, menyatakan 74 persen dari total 614 pasien anak diduga hepatitis akut misterius di sejumlah negara positif mengandung Adenovirus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Adenovirus sebagai salah satu hipotesis penyebab hepatitis akut misterius disebabkan karena 74 persen dari total 614 yang terkena positif Adenovirus, tapi tidak semua Adenovirus," kata Dante pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin, 23 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia mengatakan para ahli kesehatan dunia juga terus mendalami 74 persen strain Adenovirus yang dialami pasien untuk memastikan secara klinis sebagai mitra konfirmasi dalam kasus hepatitis akut misterius. Hipotesis kedua terkait penyebab hepatitis akut misterius pada anak di bawah umur 16 diakibatkan oleh sindrom SARS-CoV-2 usai infeksi yang belum diketahui sebelumnya. Ketiga adalah hipotesis akibat pengaruh obat, racun, atau paparan lingkungan.

"Dalam fenomena one health, obat, racun dan paparan lingkungan, terutama dari hewan, bisa sebabkan penularan pada manusia sehingga mungkin hepatitis misterius diakibatkan itu," ujarnya.

Berikutnya adalah patogen baru yang belum diketahui dan kelima adalah hipotesis varian baru virus corona yang mungkin muncul dan masih terus diteliti. Dante mengatakan Kemenkes melakukan pemeriksaan terhadap dugaan kasus hepatitis akut misterius melalui sejumlah panel, di antaranya saluran napas, gastrointestinal atau saluran cerna, dan hepatitis A, B, C serta E. Seluruhnya dilakukan secara simultan.

"Kita tetap melakukan evaluasi sendiri dengan juga melakukan pemeriksaan panel-panel tersebut," katanya.

Dante mengatakan seluruh hasil pemeriksaan panel terhadap dugaan kasus tersebut di Indonesia juga dikoordinasikan dengan sejumlah otoritas terkait di dunia, di antaranya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat maupun Organisasi Kesehatan Duia (WHO).

Kementerian Kesehatan hingga 17 Mei 2022 telah mendata 14 kasus dugaan hepatitis, yang meliputi satu kasus di Sumatera Utara, satu di Sumatera Barat, tujuh di DKI Jakarta, satu di Jambi, dan tiga di Jawa Timur. Menurut data Kemenkes, tujuh kasus dugaan hepatitis ditemukan pada anak berusia di bawah 5 tahun, dua pada anak usia 6-10 tahun, dan lima pada anak usia 11-16 tahun.

Dalam upaya menangani hepatitis akut yang belum diketahui pasti penyebabnya, pemerintah melakukan surveilans, analisis patogen untuk mengetahui varian virus, dan pendataan kasus serta menyusun pedoman tata laksana penanganan kasus dan menunjuk laboratorium untuk memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang hepatitis akut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus