Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asma kulit atau dermatitis atopik (DA) adalah suatu penyakit kulit kronis tak menular dapat menyerang semua umur dari bayi hingga lansia. Gejala utama penyakit itu antara lain kulit gatal, kering hingga pecah-pecah, ruam kemerahan, dan kulit menebal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala penyakit itu muncul di lokasi tertentu. Pada anak biasanya di wajah, sikut, kulit kepala. Sementara orang dewasa umumnya mengalaminya di lipatan siku, lipatan lutut, leher, seputar mata dan bibir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada beragam faktor yang bisa mencetuskan DA, seperti cuaca terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, debu, daya tahan tubuh turun, stres, gigitan serangga dan riwayat keluarga pernah menderita DA.
Penderita DA umumnya mengalami kondisi kulit yang kering hingga pecah-pecah. Dalam keadaan seperti itu apakah penderita boleh mandi air hangat?
"Tidak dianjurkan air terlalu panas karena orang atopik mengalami gangguan produksi kelenjar minyak," ujar spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK.
Produksi minyak pada kulit penderita DA umumnya lebih sedikit sehingga kulit lebih kering dibandingkan pada orang sehat. Air hangat bisa menyebabkan minyak di kulit yang berfungsi untuk melembapkan, terbawa keluar.
"Kalau mandi air panas, minyak tubuh yang seharusnya melembapkan kulit kita terbawa," tutur Anthony.
Menurut Anthony, penderita DA biasanya juga mengalami gejala penyerta seperti hidung meler atau bersin pada pagi hari, mata merah, dan asma.