Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ataksia atau ataxia adalah gangguan gerak tubuh karena adanya masalah pada otak. Ataksia juga berarti gangguan saraf yang mempengaruhi koordinasi gerak tubuh. Penderitanya bisa mengalami kesulitan bergerak atau justru bergerak dengan sendirinya.
Penyebab Ataksia
Mengutip Healthline, ataksia terdiri dari tiga tipe, yaitu ataksia diwariskan atau genetik, ataksia diperoleh, dan ataksia idiopatik. Berikut adalah penyebab dari masing-masing tipe ataksia.
- Ataksia genetik (inherited)
Sesuai namanya, ataksia bawaan diturunkan dan berkembang dari mutasi pada gen tertentu yang diwariskan oleh orang tua penderita. Mutasi ini dapat menyebabkan kerusakan atau degenerasi jaringan saraf yang mengarah pada gejala ataksia.
- Ataksia didapat (acquired)
Ataksia acquired terjadi karena adanya kerusakan saraf karena pengaruh faktor eksternal. Seperti misalnya cedera kepala, tumor yang mempengaruhi otak dan sekitarnya, infeksi seperti meningitis, HIV, dan cacar air, palsi serebral, kondisi autoimun, tiroid yang kurang aktid, kekuarangan vitamin, hingga reaksi dari konsumsi obat-obatan tertentu.
- Ataksia idiopatik
Pada tipe ini, terkadang tidak ada penyebab spesifik yang bisa ditemukan. Sehingga, pada kasus ini, ataksia disebut dengan idiopatik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari Mayoclinic, ataksia dapat berkembang dari waktu ke waktu atau muncul secara tiba-tiba. Ataksia adalah tanda dari beberapa gangguan neurologis dan dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:
- Koordinasi yang buruk
- Berjalan dengan goyah atau dengan kaki terbuka lebar
- Keseimbangan yang buruk
- Kesulitan dengan tugas motorik halus, seperti makan, menulis atau mengancingkan baju
- Perubahan ucapan
- Gerakan mata bolak-balik yang tidak disengaja (nistagmus)
- Kesulitan menelan
Waktu yang Tepat untuk ke Dokter
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebaiknya, Anda segera melakukan pemeriksaan jika mengalami beberapa gejala seperti hilangnya keseimbangan tubuh, kesulitan saat berjalan, berbicara, dan menelan makanan atau minuman, dan menurunnya koordinasi otot tangan, lengan, atau tungkai.
Terkait pencegahan ataksia, bergantung pada tipenya. Namun, sampai sekarang, ataksia akibat genetik belum bisa dicegah. Sementara ataksia yang disebabkan oleh pengaruh penyakit lain dapat dicegah dengan memastikan anak menerima vaksinasi lengkap dan rajin berolahraga.
RISMA DAMAYANTI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.