Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Endoskopi, Prosedur Periksa Saluran Pencernaan

Endoskopi merupakan prosedur non-bedah untuk memeriksa saluran pencernaan seseorang. Alat yang digunakan disebut endoskop.

18 Desember 2021 | 06.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tindakan operasi (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dilansir dari laman WebMD, Kamis, 26 Agustus 2021, endoskopi bisa dimasukkan ke dalam usus besar (kolon) melalui rectum untuk memeriksa area usus ini. Prosedur itu disebut sigmoidoskopi atau kolonoskopi, tergantung pada seberapa jauh usus besar diperiksa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, bentuk khusus endoskopi yang disebut endoskopik retrograde cholangiopancreaticography atau ERCP memungkinkan pengambilan gambar pankreas, kantong empedu, dan struktur terkait. ERCP juga digunakan untuk penempatan stent (ring) dan biopsi (pengangkatan jaringan).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan ultrasonografi endoskopi atau EUS menggabungkan pemeriksaan endoskopi atas dan ultrasonografi untuk mendapatkan gambar dan informasi tentang berbagai bagfian saluran pencernaan. Lalu, kapan Anda membutuhkan endoskopi?

Dokter Anda mungkin merekomendasikan endoskopi untuk mengevaluas:

  • Sakit perut
  • Bisul, gastritis, atau kesulitan menelan
  • Pendarahan saluran pencernaan
  • Perubahan kebiasaan buang air besar (konstipasi kronis atau diare)
  • Polip atau pertumbuhan di usus besar

Endoskopi juga digunakan untuk mengobati masalah pencernaan. Misalnya, endoskopi tidak hanya mendetreksi pendarahan aktif dari ulkus, tetapi suatu perangkat dapat dilewatkan melalui endoskopi sehingga bisa membantu menghentikan pendarahan.

Polip di usus besar juga dapat diangkat untuk mencegah perkembangan kanker usus besar. Batu empedu yang telah keluar dari kantong emp;edu dan masuk ke dalam saluran empedu juga bisa diangkat melalui prosedur ERCP.

Secara keseluruhan, endoskopi terbilang aman. Tetapi, prosedur ini memiliki beberapa komplikasi potensial, termasuk perforasi (robek pada dinding usus), reaksi terhadap sedasi, infeksi, berdarah, dan pankreatitis akibat ERCP.

AMELIA RAHIMA SARI 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus