Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penyelam atau orang yang rutin bepergian dengan pesawat sering mengalami kondisi yang disebut barotrauma. Kondisi ini ditandai dengan kuping yang terasa pengang akibat perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar telinga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari laman unair.ac.id, Rosydiah Rahmawati, dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Kepala dan Leher Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, menjelaskan barotrauma adalah cedera yang disebabkan oleh kegagalan untuk menyamakan tekanan antara rongga berudara dalam tubuh dengan lingkungan sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Barotrauma tidak hanya dapat terjadi di telinga, tapi juga terjadi di sinus paranasal dan paru-paru. Rosydiah juga menyebutkan ada beberapa gejala awal terjadinya barotrauma, seperti nyeri telinga, telinga terasa penuh atau tidak nyaman, dan terjadinya penurunan pendengaran.
“Jika kondisi seperti ini tidak diperbaiki maka akan memburuk sehingga bisa terjadi nyeri berat, bisa terjadi tinnitus dan vertigo, telinga keluar darah atau cairan, dan penurunan pendengaran dari sedang sampai berat,” imbuhnya.
Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga akut, hilangnya pendengaran, terjadinya ruptur atau perforasi dari membran timpani, dan vertigo. Meski akibatnya mengerikan, kondisi ini sifatnya sementara dan dapat sembuh sempurna.
WINDA OKTAVIA