Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam istilah kedokteran dikenal yang namanya imunosupresi yaitu berkurangnya kapasitas sistem kekebalan tubuh untuk merespon antigen asing secara efektif, termasuk antigen permukaan pada sel tumor. Imunosupresi dapat disebabkan oleh terbunuhnya sel efektor imun atau dari penyumbatan jalur intraseluler yang penting untuk pengenalan antigen atau elemen lain dari respons imun.
Obat Imunosupresi
Ada sejumlah obat yang diminum untuk mengurangi peradangan. Jenis tertentu, diklasifikasikan sebagai imunosupresan, melakukannya dengan menekan bagian tertentu dari sistem kekebalan atau sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Imunosupresan digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit inflamasi dan autoimun, serta untuk mencegah penolakan jaringan pada penerima transplantasi organ.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut jurnal dari Universitaas Katolik Widya Mandala, ada juga yang namanya Imunosupresan. Ini merupakan obat yang menekan sistem imun atau menurunkan respon tubuh. Obat immunosupresan umumnya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti glomurelonephitis, myasthenia gravis, arthritis, lupus dan lain sebagainya.
Obat imunosupresan terdiri dari 5 golongan diantaranya glukokortokoid, sitostatika, antibodi, obat yang bekerja pada imunofilin, dan obat lainnya
Penyebab Secara Medis
Dari penelitian sementara, imunosupresi dapat disebabkan oleh berbagai infeksi umum, termasuk influenza dan mononukleosis yang melemahkan respon imun. Namun, ketika sel-sel kekebalan atau aspek lain dari sistem kekebalan menjadi target infeksi, penekanan kekebalan yang parah dapat terjadi.
Berikut beberapa aspek yang dapat meningkatkan potensi imunosupresi:
- HIV
Human Immunodeficiency Virus atau HIV ditandai dengan penurunan progresif dari sistem kekebalan tubuh. Virus secara khusus menargetkan sel darah putih yang disebut limfosit sel T CD4 yang bertanggung jawab untuk memberi sinyal dan mengoordinasikan respons imun.
Karena jumlah sel T CD4 semakin berkurang, tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi oportunistik terkait HIV yang terus meluas. Tingkat kerusakan dapat diukur dengan tes darah yang dikenal sebagai jumlah CD4. Infeksi oportunistik yang dapat disebabkan oleh HIV beragam, mulai dari kandidiasis, demensia AIDS, hingga Tuberkulosis atau TBC.
- Asplenia
Asplenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tidak adanya fungsi limpa yang normal. Limpa memainkan peran kunci dalam respon imun, dan hilangnya fungsi limpa dikaitkan dengan risiko infeksi yang serius.
Asplenia kemungkinan merupakan penyakit bawaan, namun juga dapat terjadi karena penyakit mendasar yang merusak limpa seperti sirosis, Anemia hemolitik, leukimia, dan malaria.
- Defisiensi Imun Primer
Gangguan kekebalan bawaan, atau yang disebut primary immunodeficiencies (PID) tak jarang dianggap langka. Meski begitu, ada lebih dari 300 PID berbeda yang diketahui merusak berbagai aspek respons imun. Ini termasuk:
- Penyakit granulomatosa kronis
- Common Variable Immunodeficiency (CVID) atau Imunodefisiensi variabel umum
- Defisiensi imunoglobulin A
- Imunodefisiensi gabungan yang parah
Dengan PID, sistem kekebalan gagal menghasilkan sel kekebalan yang cukup untuk meluncurkan pertahanan yang efektif. PID biasanya ditemukan pada usia muda dan seringkali progresif, dan risiko infeksinya meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Jenis infeksi yang terlihat pada orang dengan PID bervariasi menurut jenis sel kekebalan yang terpengaruh.
Perawatan
Pengobatan untuk imunosupresi tergantung pada penyebabnya, namun umumnya termasuk mengobati infeksi, mencegah infeksi, dan mengganti bagian yang hilang dari sistem kekebalan Anda. Perawatan ini dapat mencakup:
- obat antivirus
- antibiotik dan obat antijamur sesuai kebutuhan
- vaksin seperti vaksin flu
- transplantasi sel induk
- imunoglobulin
- terapi gen
- transplantasi jaringan timus
Mencegah infeksi sangat penting bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Anda mungkin mengalami gangguan kekebalan selama sisa hidup Anda, terutama jika Anda memiliki transplantasi organ atau kondisi bawaan.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.