Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Mengenali Gejala Penyakit Ketinggian Akut Saat Berada di Dataran Tinggi

Petualang yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi rentan mengalami kondisi penyakit ketinggian akut atau acute mountain sickness

22 April 2023 | 05.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Petualang yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi rentan mengalami kondisi penyakit ketinggian akut atau acute mountain sickness. Kondisi itu tersebab tingkat oksigen yang rendah dan penurunan tekanan udara di tempat tinggi.

Apa itu penyakit ketinggian akut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Healthline, gejalanya termasuk pusing, mual, sakit kepala, dan sesak napas. Gejala penyakit ketinggian akut tergantung parahnya kondisi, seperti ringan nyeri otot dan kehilangan selera makan. Adapun kondisi yang parah dengan gejala intens seperti sesak napas, kulit pucat, dan ketakmampuan untuk berjalan atau kurangnya keseimbangan.

Kondisi penyakit ketinggian akut rentan dialami saat mencapai dataran tinggi 2.400 meter di atas permukaan laut. Biasanya orang baru merasakan gejala penyakit ketinggian akut setelah mencapai ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut. Ada pula dua penyakit ketinggian lainnya, yaitu high altitude cerebral edema dan high altitude pulmonary edema , menurut Centres for Disease Control and Prevention.

Mengutip WebMD, penyebab utama penyakit ketinggian, karena ketakmampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ketinggian secara cepat. Cara mencegah penyakit ketinggian akut dengan melakukan pemeriksaan fisik sebelum bepergian ke dataran tinggi, misalnya mendaki gunung.

Pendaki gunung penting mengetahui gejala dan cara mengobati secepatnya. Minta saran dari dokter tentang obat yang membantu penyesuaian tubuh ke ketinggian yang ekstrem.

Walaupun begitu, jika gejala ringan bisa cepat pulih setelah kembali di tingkat yang rendah. Namun, jika kondisi parah dan akses ke pengobatan terbatas rentan berakibat komplikasi yang menyebabkan koma.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus