Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Menteri Kesehatan Soroti Rendahnya Kesadaran Masyarakat Lakukan Deteksi Dini Kanker

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini penyakit kanker.

24 November 2024 | 17.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini penyakit kanker. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam 3rd Soeradji International Conference, di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 23 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kesempatan itu, Budi Gunadi juga meninjau kesiapan layanan deteksi dini penyakit kanker di Puskesmas Kratonan Solo. Ia menjelaskan layanan deteksi dini penyakit kanker tersebut masuk dalam program Presiden Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Deteksi dini kanker ini masuk ke program skriningnya Pak Prabowo. Ini saya mau lihat ke Puskesmas terkait kesiapan mereka, alat periksa darah kita bisa lihat darah di pasien sehingga kalau ada indikasi-indikasi kanker ini kita bisa ketahui," ujar dia ketika ditemui wartawan seusai pembukaan acara hari ini.

Ia menuturkan ada empat jenis penyakit kanker utama dengan tingkat kematian tertinggi di Indonesia yaitu kanker paru-paru, kanker usus, kanker payudara, dan kanker serviks. Kanker paling banyak yang dialami laki-laki adalah kanker paru. "Makanya jangan merokok ya teman-teman ya," katanya. 

Nomor dua, kanker usus. Pasien kanker perempuan paling banyak mengalami kanker payudara sama kanker serviks. "Dan kanker serviks ini kan sudah ada vaksinnya sekarang, yang payudara juga kita sudah ada untuk mendeteksi dini," kata dia.

Ia menambahkan untuk alat deteksi dini yang saat ini disediakan di Puskesmas adalah USG. "Jadi USG sekarang bisa untuk mendeteksi dini atau screening untuk yang kanker serviks. Tesnya nanti bisa dilakukan di Puskesmas," kata dia. 

Ia mengakui saat ini untuk penanganan penyakit kanker tidak semuanya dibiayai oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial\. "TIdak semuanya di-cover tapi yang besar-besar dan yang dasar, itu dikover oleh BPJS. Jadi misalnya di radioterapi yang 2D (2 dimensi) sama 3D (3 dimensi)," ucap dia. 

Ia mengakui tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker masih rendah. Bahkan ada kecenderungan masyarakat takut untuk melakukan pemeriksaan tersebut. "Padahal kanker itu penyakitnya tidak menakutkan bisa disembuhkan. Tapi catatannya harus diketahui secara dini. Jadi kalau misalnya kanker payudara paling banyak nih kalau ketahuannya stadium 1 yang saya dengar nih kalau (ditangani) dengan teknologi yang sekarang ini maka 90 persen bisa sembuh. Jadi wanita-wanita itu jangan takut deteksi dini kanker payudara," ungkap dia. 

Untuk itu, ia mendorong masyarakat melakukan deteksi dini kanker itu dengan datang ke Puskesmas dan rumah sakit. "Sebentar lagi kami akan latih dokter-dokternya agar bisa periksa menggunakan USG untuk periksa payudara. Kalau ketahuan dini bisa sembuh," kata dia. 

Adapun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Budi  mengatakan harus ada edukasi kepada mereka. Menurutnya penting juga untuk menggencarkan promosi tentang deteksi dini kanker tersebut melalui media sosial (medsos) yang tengah menjadi tren saat ini. 

"Edukasi itu pun harus yang lucu-lucu, jangan terlalu serius karena orang banyak yang tidak suka juga kalau terlalu serius," ucap dia. 

SEPTIA RYANTHIE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus