KITA harus menunggu setengah jam lagi." Beginilah percakapan
yang mungkin muncul antara suami dan istri pada suatu waktu
nanti. Sang suami baru saja menelan sebuah pil KB dan dia harus
menunggu paling tidak setengah jam supaya zat-zat dalam pil itu
mulai bekerja menghalangi gerak-gerik sperma.
Pil KB untuk pria memang sudah sejak lama dicita-citakan, tetapi
baru belakangan ini muncul obat macam itu. Rational Alternative
Ltd dari Amerika Serikat sejak dua tahun yang lalu gencar
memasarkan pil KB pria yang bernama ContraSperm. Orang-orang
yang bergerak dalam Keluarga Berencana di Indonesia mulai
menaruh perhatian terhadap obat ini.
Dalam lokakarya tentang pengembangan medis KB yang
diselenggarakan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional di
Jakarta tanggal 5 - 7 November, obat itu menjadi bahan
pembicaraan Michael F. Nassar yang menemukan pil KB itu ikut
diundang untuk membicarakan seluk-beluk alat kontrasepsi
tersebut.
Obat uni ditemukan secara tak sengaja. Orang tua Nassar adalah
dutabesar Libanon untuk Inggris. Dia terserang penyakit gula.
Selain dengan insulin, penyakit ini dicoba pula diatasi dengan
obat tradisional Libanon, yaitu dengan saripati buah mentimun
semprot (Ecballium Elaerium Linn). Dia dinamakan begitu karena
mentimun Libanon ini akan menyemprotkan bijinya keluar sampai
sejauh 6 meter dari pohonnya kalau dia sudah matang, Dengan sari
mentimun itu penyakit sang dutabesar konon sembuh.
Sebagai seorang dokter Nassar kemudian melakukan penelitian
untuk mengembangkan tanaman itu menjadi obat kencing manis. Tapi
di tengah perjalanan dia memergoki sari buah itu ternyata telah
mematikan sperma binatang percobaan, Berpaling dari kencing
manis, Nassar kemudian memusatkan perhatiannya untuk
mengembangkan saripati mentimun tadi menjadi obat antihamil.
Impoten Contrasperm yang dipasarkan oleh perusahaan dari AS itu
kabarnya tidak mengandung steroid, hormon ataupun bahan-bahan
kimia. Hanya terdiri dari saripati buah mentimun yang banyak
ditemukan di berbagai negara Timur Tengah.
Dibungkus dalam bentuk kapsul serbuk obat antihamil untuk pria
ini akan bekerja setengah jam setelah ditelan. Dia menghambat
terjadinya pembuahan dengan cara mengasamkan cairan yang
mengelilingi spermatozoa, hingga sperma tak bisa bergerak untuk
membuahi telur.
Selama 6 sampai 8 jam obat ini secara efektif menghalang-halangi
tindak-tanduk sperma. Sesudah jangka waktu ini secara berangsur
sperma akan normal lagi. "Dalam berbagai percobaan terlihat
bahwa 24 jam setelah menelan ContraSperm, cairan yang
mengelilingi sperma kembali normal," kata Nassar.
Menurut Nassar berdasarkan penelitian belasan tahun terhadp
binatang percobaan maupun pada contoh sperma manusia dari
berbagai bangsa tidak ditemukan efek samping. Beberapa percobaan
menunjukkan bahwa obat ini bisa digunakan untuk menolong orang
yang impoten, karena dia mengakibatkan ereksi lebih lama.
Selain di AS di berbagai negara Eropa pil sari mentimun ini
dapat dibeli dengan bebas. Tapi di Indonesia obat ini masih
perlu diteliti pengaruhnya terhadap tubuh maupun kecocokannya
untuk pasangah suami-istri. Berbagai pusat penelitian di sini
juga akan melihat apakah benar tingkat keberhasilan pil mentimun
ini lebih tinggi dari spiral. Selebaran yang dikeluarkan
pabriknya menyebutkan tingkat kegagalan spiral yang dianggap
paling rendah dari semua alat kontrasepsi 6%, sementara pil
untuk pria ini hanya 1%. Penelitian diperkirakan akan
berlangsung selama lebih kurang setengah tahun.
"Jika berbagai penelitian itu nanti menunjukkan hasil yang baik,
tak ada alasan untuk tidak memakainya," kata Haryono Suyono,
Deputi Ketua BKK BN bidang keluarga berencana. Kalau pil
mentimun ini berdasarkan penelitian sip dan bisa diterima,
menurut Haryono, berarti prinsip penyediaan kontrasepsi yang
cukup dan menyenangkan bag peserta KB dapat dicapai.
Tapi nampaknya yang tak kalah penting adalah pria yang selama
Ini paslf sekarang bisa ambil bagian. Menurut catatan, pria cuma
5% dari 8 juta peserta KB yang tercatat di BKKBN. Alat yang
mereka gunakan kondom.
Berapa harga pil KB pria tersebut? "Kalau pil ini masuk dalam
program BKKBN, harganya diperhitungkan bisa murah," kata Sanley
Gouw, Direktur Pemasaran Conmed, sebuah perusahaan farmasi yang
memprakarsai pemasaran pil tersebut di Indonesia. Kalau sudah
ada persetujuan dari BKKBN pil itu nanti akan diproduksi di
sini. Yang diimpor hanya bahan bakunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini