Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Menyatukan Sel-Sel Sakit

Dua ilmuwan memenangkan hadiah nobel, karena menemukan sistem pembuatan antibodi monoklonal. Sangat efektif dalam menghadapi penyakit, seperti kanker, juga dapat mengenali jenis-jenis antibodi. (ksh)

3 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SISTEM pertahanan tubuh, antibodi yang selama ini dibuat di dalam tubuh manusia, mengalami perubahan besar. Sekelompok peneliti telah menemukan teknik pembuatan antibodi monoklonal. Dengan cara ini sejumlah penyakit misterius termasuk kanker, akan menjadi lebih jelas malahan beberapa di antaranya ditemukan juga cara pengobatannya. Kelompok ilmuwan yang mendapatkan penemuan baru itu terdiri dari Dr. Cesar Milstein dari Institut Riset Kesehatan Inggris di Cambridge, bersama Dr. Georgcs J.F. Kohler dan Dr. Neils K. Jerne, keduanya dari Institut Imunologi Basel, Swiss. Pada prinsipnya, teknik pcmbuatan antibodi monoklonal adalah menyatukan antibodi yang didapat dari binatang percobaan dengan sel-sel "sakit" - misalnya kanker yang berasal dari binatang percobaan lainnya. Penyatuan dilakukan di laboratorium dalam substansi yang disebut hibridomas. Dari penyatuan inilah didapatkan lagi antibodi khusus yang sangat spesifik. Percobaan ini sudah dimulai sejak 1975 ketika para ilmuwan itu dengan teknik baru mencoba membuat antibodi untuk menghadapi berbagai penyakit. Ini pun sudah suatu kemajuan. Dalam sistem kekebalan seluler dulu, misalnya, ada beberapa jenis sel, granulocyte, macrophagus, dan Iymphocyte, yang menjadi inti pertahanan. Lymphocyte yang mematangkan diri di kelenjar thymus - yang dikenal sebagai sel T - adalah antibodi yang ampuh dalam menghadapl antigen - penimbul penyakit dalam tubuh yang berasal dari virus atau bakteri. Di masa lalu, sulit memilah-milah jenis antibodi. Antara lain karena jumlahnya yang luar biasa banyak. Sampai kini belum bisa dipastikan jumlah itu, tapi diperkirakan sampai I juta jenis. Kesulitan inilah yang ditembus para pemenang Nobel itu. Selain antibodi yang efektif dalam menghadapi penyakit, antibodi monoklonal juga bermanfaat untuk mengenali jenis-jenis antibodi. Dengan demikian, penyebab penyakit (yang mengakibatkan munculnya antibodi) bisa dikenali pula. Penemuan sel T-4, misalnya, membuat para dokter mengetahui dengan pasti penyebab penyakit AIDS. Aplikasi sistem antibodi monoklonal kini memang sudah cukup luas. Tak hanya mengungkap tabir rahasia berbagai pcnyakit aneh, juga sekaligus dengan pengobatannya. Beberapa dl antaranya: Hepatitis B, alergi, riset otak, penolakan pada transplantasi organ tubuh, dan penyakit jantung. Keterbatasan menghadapi kanker sekarang adalah sulitnya mengenal hal-hal spesifik sel kanker. Khususnya mengenai cara sel kanker menyebar ke seluruh tubuh (metastasis). Ahtibodi monoklonal mempunyai kemungkinan besar mengungkapkan metastasis, serta menggantikan obat dan radiasi dalam penyembuhan kanker. Pada masa kini - ketika Nobel diumumkan - teknik membuat antibodi monoklonal sudah menjadi bagian dari industri. Sudah disiapkan produksi besar-besaran karena dianggap komersial - mempermudah banyak diagnosa, dan mengatasi penyakit. Kendati begitu, hadiah Nobel seperti mengingatkan para industriawan, karena para dokter menganggap antibodi monoklonal masih perlu dievaluasi. Misalnya, masih sulit menduga tingkat keamanan campuran antibodi itu dcngan obat. Usaha mencampurkan ini dalam industri obat bisa berbahaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus