Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalaulah ada pemilihan diet apa yang paling kontroversial, diet Atkins bakal menjadi juara. Inilah diet yang sejak dikenalkan tahun 1960-an menyedot begitu banyak pengikut, sekaligus melahirkan begitu banyak penentang. New Diet Revolution, buku karya Robert Atkins—suhu diet asal Amerika_-pun laris. Jutaan kopi terjual, sekaligus menambah deretan panjang pembaca yang menentang dan menolak teori diet ini.
Ajaran Atkins memang nyeleneh. Biasanya, ajaran diet yang lazim diterima adalah mengurangi konsumsi lemak dan protein. Oleh Atkins, ajaran ini diputarbalikkan. Dia justru membebaskan penderita kegemukan menyantap lemak, protein, asalkan konsumsi karbohidrat ditekan habis.
Argumen Atkins begini: kelebihan karbohidrat akan meningkatkan produksi insulin, yang pada gilirannya bisa merangsang sel-sel tubuh untuk menyimpan lemak. Hasilnya, tubuh menjadi gemuk. Nah, bila asupan karbohidrat berkurang, tubuh akan memasuki proses ketosis—inilah proses saat tubuh membakar lemak seperti api melalap bahan bakar.
Atkins lalu membagi program dietnya dalam dua fase. Pertama, tahap awal. Dalam tahap ini, selama 14 hari konsumsi karbohidrat tak boleh lebih dari 20 gram per hari (untuk perbandingan, satu pisang ambon saja mengandung 22 gram karbohidrat). Apa pun yang mengandung karbohidrat, seperti buah-buahan, sejumlah sayuran, roti, sereal, nasi, kentang, pasta, biskuit, dan gula harus dihindari. Sebaliknya, menu berlemak seperti daging, unggas, ikan, telur, keju, mentega, dan minyak sayur, silakan menyikatnya sesuka hati.
Fase selanjutnya adalah ongoing weight loss. Lamanya bergantung pada target berat badan yang dianggap ideal. Dalam fase ini, menu makanan sama dengan fase pertama. Hanya, asupan karbohidrat boleh ditambah hingga 40 gram per hari.
Dengan diet Atkins, orang bisa kehilangan bobot 0,5 sampai 1 kilogram per minggu. Saat berat badan dirasa ideal, pelaku diet bisa menambah asupan karbohidratnya. Namun porsinya tak boleh melebihi 90 gram per hari. Ini lebih rendah ketimbang diet normal yang rata-rata 250 gram karbohidrat per hari.
Meski banyak pengikut, Atkins bukan suri tauladan perdietan. Badannya tambun, 113 kilogram, bahkan terlalu bongsor untuk ukuran bule sekalipun. Catatan kesehatannya juga buruk. Pada 2002, dia dihajar penyakit jantung hebat. Ia akhirnya tewas dalam usia 72 tahun gara-gara terempas setelah terpeleset di jalanan bersalju pada 2003. Kontroversi sempat memuncak saat Wall Street Journal dan New York Times memuat catatan medis rahasia Atkins, awal tahun ini.
Serangan tak berhenti dengan meninggalnya sang suhu diet. Februari lalu, American College of Preventive Medicine (ACPM) resmi melarang metode Atkins karena dianggap berbahaya bagi kesehatan. "Diet Atkins memang cepat menurunkan berat badan dan kolesterol. Tapi penurunan terlalu cepat berbahaya," kata David L. Katz, anggota Dewan Pengurus ACPM dan Direktur Prevention Research Center, Yale University School of Medicine.
Harvard School of Public Health juga ikut mengecam. Mereka menuding diet Atkins memicu encok, nyeri akibat pembengkakan, atau peradangan sendi. Setelah meneliti 47 ribu pria Amerika, dokter-dokter Harvard menyimpulkan, penumpukan asam urat pada darah dan otot—awal terjadinya encok—dipicu penguraian zat purines, zat yang terdapat pada daging, seafood, dan sayuran yang dianjurkan diet Atkins.
Serangan berikutnya datang dari Massachusetts Institute of Technology. Tim peneliti universitas bergengsi ini mengungkapkan, diet rendah karbohidrat bisa membuat orang terpenjara dalam kondisi bad mood: tidak bergairah atau cepat marah. Penjelasannya, karbohidrat membantu merangsang produksi zat kimia kunci dalam otak yang disebut serotonin. "Kekurangan zat ini menyebabkan depresi," kata Judith Wurtman, anggota tim peneliti.
Di luar kepungan para pengecam, ilmuwan dari National Academy of Sciences (NAS), Washington, mulai mengakui sebagian teori Atkins. Menurut mereka, kelebihan karbohidrat—bukan hanya lemak—memang bisa memicu kegemukan, bahkan diabetes. Karena itu, mereka menyarankan penurunan asupan karbohidrat 45 sampai 65 persen dari total kalori. Atau, sekitar 120 gram karbohidrat per hari.
Jajang Jamaludin (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo