Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibu Hamil Bisa Isap Obat Asma
Ibu hamil yang menderita asma kini tak perlu takut lagi janinnya akan terganggu jika menggunakan obat isap steroid. "Tak ada bukti steroid punya efek negatif bagi janin," ujar Michael Schatz, juru bicara tim peneliti dari Kaiser Permanente, San Diego, Amerika Serikat.
Schatz mengungkapkan pentingnya temuan ini di Journal of Allergy and Clinical Immunology edisi terakhir. Menurut dia, delapan persen wanita hamil dilaporkan menderita asma. Menghentikan pengobatan selama hamil justru bisa membuat asupan oksigen sang ibu lebih rendah ketimbang yang diperlukan. "Ini bisa melukai janin," kata Schatz.
Penelitian ini dilakukan terhadap 396 wanita hamil di 35 negara bagian di Amerika. Ada lima jenis steroid isap yang diteliti—beclomethasone, budesonide, flunisolide, fluticasone, dan triamcinolone. Hasilnya, peluang kelahiran abnormal pada pemakai obat asma tidaklah lebih besar. Peluangnya hanya 7,1 persen, masih di bawah toleransi—10 persen pada ibu normal.
Mainkan Tangan, Enyahlah Trauma
Anda suka menonton film horor tapi ogah dihantui bayangan mengerikan? Ada cara mudah. Selama menonton, gerak-gerakkan jari dan tangan. Studi mutakhir di Inggris menyimpulkan, kesibukan tangan saat melihat peristiwa menakutkan bisa mengurangi kemungkinan terhinggapi posttraumatic stress disorder (PTSD)—penyakit mental pascatrauma. "Ini bisa jadi terapi psikologis di luar pengobatan medis," kata Emily A. Holmes, juru bicara peneliti dari University College, London.
Penelitiannya sederhana saja. Relawan diminta menonton film horor berdurasi 12,5 menit. Sebagian diminta mengentak-entakan tangan, sebagian yang lain diminta menonton sambil berhitung. Sisanya diminta tak melakukan kegiatan apa pun. Seminggu berikutnya, semua relawan harus menuliskan semua bayangan mengerikan yang melintas di buku hariannya. Hasilnya, orang yang punya kegiatan lain selama melihat film melaporkan bayangan mengerikan yang lebih sedikit.
Menurut tim peneliti, orang memproses peristiwa traumatik secara berbeda di otaknya. Kegiatan yang melibatkan lebih dari satu indra, seperti gerakan-gerakan tertentu, menghambat proses penyimpanan bayangan traumatik di otak. Hasil penelitian lengkap dimuat dalam Journal of Experimental Psychology edisi Maret.
Viagra Aman bagi Pria 'Jantungan'
Pria berpenyakit jantung tak perlu lagi takut menggunakan Viagra. Penelitian terakhir di University of Alberta, Edmonton, Canada, menyimpulkan bahwa obat kuat untuk penderita disfungsi ereksi itu aman bagi penderita sakit jantung ringan.
Tim ahli meneliti 35 pria berusia di atas 60-an. Kepada mereka diberikan dosis harian Viagra selama enam minggu. Hasilnya, "potensi" mereka meningkat tanpa efek samping. Bahkan tim peneliti juga mendapati, Viagra membantu menurunkan tekanan darah pasien. Hasil penelitian ini selengkapnya dimuat dalam Archives of Internal Medicine edisi terbaru
Disfungsi ereksi dialami sekitar 52 persen lelaki berusia 40 sampai 70-an. Sebagian lelaki mengatasi masalah ini dengan meminum Viagra. Sejak debut pertamanya tahun 1998, "pil biru" mungil ini telah dipakai lebih dari 16 juta lelaki di dunia. Hanya, selama ini ada kekhawatiran obat ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
Jajang J./AFP, AP, HealthDayNews, Reuters, WebMd.com
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo