Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Musim Hujan Tiba, Demam Berdarah Dengue Bisa Menyerang

Musim hujan tahun ini puncaknya terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian Barat. Waspada demam berdarah dengue.

5 Desember 2024 | 07.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim hujan, ancaman demam berdarah dengue semakin nyata. Walaupun penyebaran virus dengue di daerah tropis dan subtropis terjadi sepanjang tahun, namun tingginya curah hujan dapat memengaruhi siklus hidup nyamuk atau tingkat replikasi virus karena jumlah hari hujan yang tinggi umumnya mendukung perkembangan nyamuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan Ina Agustina Isturini mengatakan dengue masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Ia mengakui masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk memberantas dengue dan mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’. Padahal target itu sudah dicanangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui melalui The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021-2030. "Pemerintah sendiri telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 untuk menekan angka kasus," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada awal Desember 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengingatkan bahwa keberhasilan strategi ini tidak semata-mata bergantung pada upaya pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat. Langkah-langkah seperti menjaga penerapan 3M Plus yang konsisten, serta melengkapi perlindungan dengan vaksinasi adalah bagian dari pendekatan menyeluruh untuk mencegah dengue. "Apalagi saat ini kita mulai menghadapi musim penghujan, di mana kasus kejadian dengue biasanya mulai mengalami peningkatan," katanya.

Mendukung pernyataan yang disampaikan oleh Ina, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara H. Muhammad Faisal Hasrimy ikut menyoroti tingginya kasus infeksi demam berdarah dengue saat ini. Masyarakat perlu mewaspadai musim penghujan, khususnya pada puncaknya di November hingga Desember. "Hal ini meningkatkan risiko penularan virus dengue secara signifikan. Tahun 2024 Sampai dengan 28 November ini," katanya. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat, sampai dengan minggu ke-46 tahun 2024, terdapat 218.356 kasus dengue di Indonesia, dengan kematian 1.259 kasus. Sementara itu, kasus dengue di Provinsi Sumatera Utara, masuk ke dalam 10 besar kasus tertinggi di Indonesia dengan 7.761 kasus. Provinsi Sumatera Utara juga masuk menjadi 5 daerah dengan kematian tertinggi sebanyak 52 kasus, setelah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Menanggapi hal tersebut, dan mengantisipasi datangnya musim hujan di penghujung tahun, PT Takeda Innovative Medicines, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan serta pemerintah setempat, kembali menggelar rangkaian acara "Langkah Bersama Cegah DBD" pada 29 November - 1 Desember 2024 di Kota Medan.

Faisal mencatat saat ini sudah ada 7.994 kasus dengue di Sumatera Utara dengan 52 kematian. Kasus tertinggi terjadi Kabupaten Karo, Kota Medan, Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Nias Selatan. Kasus demam berdarah dengue tersebut dapat diperkirakan mengalami peningkatan 100  persen terhadap kasus dengue pada 2023 yang saat itu mencapai 4.687 kasus dengan kematian 24 orang. "Dalam upaya menekan angka kasus tersebut, kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan setiap strategi pencegahan dan penanggulangan dengue diimplementasikan secara efektif. Komitmen ini mencerminkan keselarasan yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk melindungi masyarakat dari ancaman dengue,” kata Faisal. 

Faisal menambahkan keberhasilan dalam memerangi demam berdarah dengue dapat dicapai apabila terjalin kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, serta seluruh lapisan masyarakat. Ia pun akan terus mengingatkan seluruh masyarakat agar aktif dalam pencegahan melalui penerapan 3M Plus yang konsisten seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas, serta mencegah perkembangbiakan nyamuk. "Bisa dengan cara menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, menggunakan kelambu saat tidur, mengenakan pakaian lengan panjang, dan lain sebagainya," katanya. 

Ia pun mengingatkan bahwa pencegahan harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Selain itu, masyarakat juga bisa mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi sebagai bagian dari pendekatan yang lebih komprehensif. "Dengan upaya bersama dan kesadaran masyarakat yang tinggi, kami yakin angka kasus dengue di Sumatera Utara dapat ditekan. Mari cegah wabah dengue sebelum menyerang, karena pencegahan adalah langkah nyata untuk melindungi keluarga dan komunitas kita dari ancaman virus dengue,” kata Faisal.

Dokter Spesialis Anak Dewi Sari, mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun perlindungan yang kuat terhadap dengue karena dengue dapat menjangkit siapa saja terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. “Dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, atau 15 – 44 tahun. Sedangkan, yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun. Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari sekarang. Apalagi dengue bisa menjangkit seseorang lebih dari satu kali. "Jadi, sudah pernah terkena dengue, tidak membuat kita kebal terhadap virusnya. Karena virus dengue terdiri dari empat serotipe, di mana terjangkit satu serotipe masi bisa terjangkit serotipe yang lain, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih berat,” kata Dewi.

Dewi menambahkan perlindungan keluarga yang komprehensif adalah langkah utama untuk menciptakan komunitas yang lebih kuat dan aman dari dengue. Selain pentingnya menerapkan 3M Plus, metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi dapat memberikan tambahan perlindungan kepada keluarga. Hal ini tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga seluruh anggota keluarga. Karena saat kita melindungi diri sendiri dan keluarga, kita juga melindungi komunitas kita. "Saat ini vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bagi anak usia 6-18 tahun; oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun; dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) bagi para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik. Namun demikian, vaksinasi perlu diberikan secara lengkap atau, untuk anak-anak, mengikuti pedoman vaksinasi yang dikeluarkan oleh IDAI untuk memberikan perlindungan yang optimal,” katanya.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memerangi dengue dan menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Demam berdarah dengue menimbulkan beban yang besar, baik bagi pasien, keluarga mereka, maupun negara. "Setiap jiwa yang menjadi korban adalah sebuah tragedi yang seharusnya dapat dicegah, dan setiap kasus adalah pengingat bahwa kita harus berbuat lebih banyak. Langkah Bersama Cegah DBD adalah sebuah panggilan bagi kita semua untuk bertanggung jawab, proaktif, dan bersatu dalam memerangi dengue.” Andreas percaya bahwa dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sekolah, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya, akan dapat membuat perbedaan nyata. 

Ia mengingatkan, dengan beraksi bersama, Indonesia memiliki kekuatan untuk memerangi dengue. Tetapi upaya itu harus bertindak sekarang. Ini berarti meningkatkan kesadaran, mengedukasi diri sendiri dan orang lain, serta memperkuat upaya pengendalian nyamuk melalui langkah 3M Plus. "Selain itu, masyarakat juga perlu mempertimbangkan metode pencegahan yang inovatif yang telah direkomendasikan oleh para ahli medis untuk anak-anak maupun orang dewasa,” katanya.

“Komitmen kami tidak hanya mencakup perluasan akses terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif, tetapi juga melibatkan kerja sama aktif dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pendekatan komprehensif dalam pencegahan dengue. Mari kita ambil langkah bersama, memastikan bahwa tindakan kita hari ini akan menciptakan hari esok yang lebih aman dari dengue dan lebih sehat bagi semua orang di Medan dan Indonesia,” kata Andreas.

Mitra Tarigan

Mitra Tarigan

Menulis gaya hidup urban untuk Koran Tempo dan Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus