Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Orang Tua dan Lingkungan, Faktor Pemicu Anak Kecanduan Gawai

Kak Seto menyebut salah satu penyebab anak kecanduan gawai karena meniru perilaku lingkungan, termasuk orang tua.

24 Juli 2022 | 20.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mendamaikan Anak dengan Gadget

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak anak kecanduan gawai, bahkan sampai mengalami gangguan kejiwaan. Psikolog Prof. Dr. H. Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto menyebut salah satu penyebab anak kecanduan gawai karena meniru perilaku lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tentu sesuatu itu ada sebabnya, ada yang membuat dia jadi demikian. Pertama anak-anak itu peniru terbaik di dunia. Jadi, perilakunya itu justru meniru dari lingkungannya," kata Kak Seto. "Sekarang ini gimana anak tidak bermain dan kecanduan gadget? Karena pertama tentu meniru dari orang tuanya. Jadi, jangan salahkan kalau anak kecanduan gadget sementara ayah atau bundanya juga sibuk bermain gadget. Kadang-kadang tidak ada waktu untuk anak. Kadang kalau ada kegiatan lain, anak dikasih gadget supaya tenang." 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah meniru perilaku sekitarnya, Kak Seto mengatakan hal tersebut akan berlanjut ketika anak merasa menikmati dan nyaman dengan hal tersebut. Akhirnya, ia pun dapat kecanduan saat menggunakan gawai.

"Kedua, dari meniru itu dia menikmati sesuatu yang menyenangkan. Itu akan terus ditingkatkan. Akhirnya, itulah yang membuat anak-anak menjadi kebablasan mencandu gadget karena nikmat dan nyaman," jelas Kak Seto.

Selain itu, ia juga mengatakan kecanduan gawai juga dipengaruhi oleh situasi saat ini di mana anak-anak tak dapat pergi ke sekolah dan belajar menggunakan gawai karena pandemi. Sayangnya, kini gawai tak hanya dipakai untuk belajar karena dianggap kurang menyenangkan. Akhirnya, sang anak pun mengeksplor sendiri penggunaannya untuk mengakses situs-situs lain.

"Sebelum pandemi juga dijelaskan anak-anak harus ke sekolah, tidak boleh pegang gadget. Sekarang terbalik, anak-anak tidak boleh ke sekolah, harus pegang gadget karena mula-mula untuk belajar. Setelah itu mungkin belajar kurang menyenangkan, kenapa enggak keterusan saja bisa mengakses ke berbagai situs yang kadang negatif atau berbahaya," ujar Kak Seto.

Agar terhindar dari kecanduan gawai, Seto menyarankan orang tua dapat mendekatkan diri menjadi sahabat anak. Dengan demikian, anak pun akan merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan orang tua. Sebaliknya, jika orang tua hanya melarang anak bermain gawai namun tetap sibuk dengan kegiatannya masing-masing, hal tersebut akan membuat anak merasa frustasi atau bahkan menyebabkan melakukan hal yang negatif.

"Sering di dalam keluarga, orang tua tidak menjadi sahabat anak. Jadi hanya main perintah, instruksi, komando, tapi tidak mendengar suara anak. Jadi, marilah mulai diubah gaya mendidik orang tua, mulai banyak berdialog dengan anak, bermain bersama, dan sebagainya," kata Seto. "Jangan cuma eggak boleh main gadget, lalu gadget dirampas atau bahkan ada juga yang sampai dibanting. Itu anak akan sakit hati dan frustasi sekali. Malah salah-salah bisa melakukan tindakan yang nekat. Jadi, tetap dengan cara ramah anak dan memposisikan ayah bunda itu adalah sahabat anak."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus