Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pakar Gizi Ingatkan Pentingnya Variasi Menu Makan Siang Gratis

Pakar mengingatkan agar setiap menu makan siang gratis juga memperhatikan variasi lauk pauk hewani untuk mencegah kurang gizi.

28 Oktober 2024 | 10.54 WIB

Siswa menyantap menu makan bergizi gratis saat diuji coba di SMPN 270, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Dalam uji coba tersebut menu makanan yang disediakan yakni nasi dengan lauk ayam teriyaki, sayur, tahu goreng, jeruk, dan susu dengan harga per porsi Rp23.000. Selain itu diberikan juga buku tulis. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Siswa menyantap menu makan bergizi gratis saat diuji coba di SMPN 270, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Dalam uji coba tersebut menu makanan yang disediakan yakni nasi dengan lauk ayam teriyaki, sayur, tahu goreng, jeruk, dan susu dengan harga per porsi Rp23.000. Selain itu diberikan juga buku tulis. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Variasi menu dalam program makan siang gratis sangat dibutuhkan untuk mencukupi gizi dan nutrisi anak secara keseluruhan. Pendapat itu disampaikan oleh Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ali Khomsan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Masing-masing komoditas makanan itu akan melengkapi gizi yang satu ke gizi yang lainnya, jadi variasi menu terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah pasti akan bermanfaat dalam mengisi program makan bergizi gratis,” kata Ali, Senin, 28 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ali menyebut variasi menu mulai sayur, lauk, dan makanan pokok akan melengkapi ketidaksimbangan asam amino dari satu komoditas. Beberapa nutrisi juga penting untuk pembentukan otak seperti asam lemak omega-3. Namun, ia mengingatkan agar setiap menu makan siang gratis juga memperhatikan variasi lauk pauk hewani untuk mencegah kurang gizi karena anemia sering terjadi pada anak usia sekolah.

“Pada anak-anak usia sekolah sebenarnya yang perlu diwaspadai penyakit kurang gizi adalah anemia dan ini sering terjadi karena kekurangan zat besi dan sumber zat besi itu sebenarnya adalah lauk-pauk hewani,” jelasnya.

Perbanyak sayuran
Selain lauk pauk hewani, Ali juga menyarankan anak banyak makan sayur untuk memenuhi kebutuhan serat, vitamin, dan mineral. Ia mengatakan semua sayur punya kelebihan masing-masing namun jika ingin meningkatkan asupan zat besi dan vitamin C bisa mengonsumsi sayur seperti bayam dan kangkung. Sementara kandungan gizi kol atau sawi tidak menonjol namun memiliki zat antikarsinogen atau antikanker.

Ia menganjurkan mengonsumsi tiga porsi sayur dan dua porsi buah berdampingan dengan asupan nutrisi lain. Ali juga mengatakan anak perlu dibiasakan mengenal bermacam makanan di rumah agar bisa menikmati variasi makanan dan tidak pilih-pilih.

“Anak yang suka pilih-pilih makanan akan mengalami kondisi tidak bisa memasukkan makanan dalam posisi atau porsi yang bervariasi dan ini harus diatasi sejak usia dini oleh orang tua yang mempunyai anak kecil untuk belajar mengenalkan makanan yang bervariasi,” paparnya.

Pengenalan sumber lauk seperti ayam, daging, dan telur harus dibentuk kebiasaan sejak usia dini agar ketika anak dalam pertumbuhan dan usia semakin dewasa tidak menimbulkan persoalan pada variasi makanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus