Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Data Kementerian Kesehatan mencatat berdasarkan Global Report 2022, Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua setelah India. WHO memperkirakan 969.000 kasus TBC di Indonesia dengan angka notifikasi saat ini yaitu 717.941 kasus. Tuberkulosis resisten obat (TB RO) merupakan penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus semakin meningkat sehingga perlu upaya penanggulangan yang komprehensif dari semua pihak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis konsultan saluran napas dan paru anak (respirologi) di Ikatan Dokter Anak Indonesia, Muchammad Fahrul Udin, mengingatkan pentingnya orang tua mengenali gejala TBC pada anak sejak dini. Dia menjelaskan beberapa tanda anak usia dini terpapar virus TB, seperti nafsu makan berkurang, demam selama dua minggu, hingga batuk yang tidak berhenti dalam jangka waktu lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terdapat batuk yang berkepanjangan, bisa lebih dari dua minggu. Ciri batuknya bukan yang timbul hilang dan lebih dari dua minggu,” kata MFahrul pada diskusi daring “Kelas Orang Tua Hebat Seri 9: Kenali dan Cegah Tuberkulosis (TB) pada Anak Usia Dini” yang diselenggarakan BKKBN, Kamis, 26 september 2024.
Selain itu, gejala yang harus diwaspadai orang tua, biasanya anak mengalami demam yang tidak tinggi namun konsisten dalam jangka waktu yang panjang. Menurutnya, tanda-tanda lain juga bisa muncul, seperti selalu berkeringat pada malam hari yang tidak wajar karena imun tubuh sedang melawan kuman TB.
“Keringat malam itu imun sedang berusaha untuk melawan sehingga berkeringat malam. Normalnya itu tidak berkeringat kalau malam,” jelasnya.
Imun masih lemah
Tanda lain yang juga dapat dikenali dengan mudah seperti anak yang selalu lunglai dan seperti tidak memiliki tenaga untuk beraktivitas meski sudah mendapatkan gizi dan makanan yang cukup.
“Anak kurang aktif dan lemas, ini juga merupakan gejala yang harus dicermati. Selain itu, terdapat pembengkakan getah bening di bagian leher, ketiak kanan dan kiri,” ujarnya.
Anak yang belum memiliki imun secara sempurna memang sangat rentan terinfeksi virus TB. Terlebih bagi yang dekat dengan orang yang sedang sakit atau masih dalam tahap penyembuhan sehingga pencegahan dan pola hidup bersih sangat perlu diterapkan di rumah masing-masing atau di lingkungan tempat tinggal.
Pada 2013, telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat sebagai acuan dalam tatalaksana penanggulangan TB RO di Indonesia. Perkembangan tatalaksana TB RO di tingkat global terjadi dengan cepat baik terkait alur diagnostik, panduan pengobatan maupun tata laksana penyakit yang berpusat pada pasien (patient centered approach).
Pilihan Editor: Kenali Gejala TBC Laten, Bahaya, dan Penanganannya