Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis ortopedi konsultan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Kencana Jakarta, Ifran Saleh, menjelaskan beberapa jenis obat yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan tulang lebih cepat rapuh. Ia mengatakan obat steroid, obat penenang, dan obat kemoterapi bisa membuat tulang cepat rapuh bila dikonsumsi dalam waktu lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Steroid obat yang dipakai kalau asma, gangguan imun, lupus, atau sakit rematik karena peradangan artritis, juga orang-orang yang konsumsi obat penenang. Kalau jangka panjang bisa bikin tulang rapuh atau obat lain yang buat tulang rapuh obat kemoterapi kanker, tapi konsumsi itu kalau sudah bulanan," katanya dalam diskusi kesehatan daring, Selasa, 11 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, orang yang sering minum obat-obatan semacam itu perlu menjalani pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan alat Bone Mineral Densitometry (BMD) untuk mengetahui apakah kepadatan tulang mereka menurun. Orang yang minum obat steroid dan obat penenang disarankan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang.
Kapan harus periksa?
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan kepadatan tulangnya normal maka selanjutnya tidak perlu menjalani pemeriksaan lagi selama tidak ada keluhan. Namun jika menurut pemeriksaan kepadatan tulang menurun maka dokter, berdasarkan tingkat keparahan kondisi tulang, akan memberikan obat bifosfonat seminggu atau sebulan sekali atau memberikan suplemen untuk mencegah tulang keropos. Ifran mengatakan pasien yang demikian disarankan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang setiap enam bulan.
"Kalau tulang bagus kategori osteopeni atau lunak saja kita berikan suplementasi, misal diberi kalsium 500 miligram sampai 1 gram per hari, vitamin D3 antara 1.000-2.000 international unit (IU), cukup itu saja untuk tulang. Tapi kalau tulang keropos atau rapuh ada obat tablet atau infus," papar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Ifran mengatakan pengeroposan tulang secara klinis merupakan gejala yang tidak dirasakan karena prosesnya berlangsung lama. Gejalanya biasanya baru terasa kalau tulang sudah mulai membungkuk ke depan atau terasa sakit karena patah yang bukan disebabkan cedera berat, melainkan mengangkat benda berat.
Dia menyarankan pemeriksaan massa tulang bagi orang-orang yang pada usia muda mengonsumsi obat-obatan steroid atau obat penenang, perempuan yang sudah lebih dari lima tahun berhenti menstruasi atau menopause, serta pria berusia 70-80 tahun. Lansia sebaiknya melakukan olahraga ringan seperti latihan peregangan otot dan jalan kaki untuk menjaga kondisi tulang tetap baik.
Pilihan Editor: Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi