Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas dan stres bisa meningkatkan risiko kanker paling agresif, begitu pernyataan sebuah penemuan baru. Para peneliti di Universitas California Los Angeles (UCLA) menemukan neurotransmiter terkait stres dan hormon terkait obesitas mengaktifkan CREB (siklus AMP respons protein pengikat elemen) yang bisa meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker di pankreas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam penelitian tersebut, tikus yang memakan makanan tinggi lemak lebih mungkin mengembangkan lesi prakanker. Ketika level stres naik akibat isolasi sosial, lesi tumbuh lebih banyak lagi. Risiko kanker terkait stres lebih besar pada tikus betina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan penemuan ini, para peneliti mengembangkan penggunaan pengobatan yang sudah ada untuk menurunkan risiko kanker terkait obesitas dan stres. "Akibat reseptor beta-adrenergi berperan penting dalam pertumbuhan kanker terkait stres, biasanya menggunakan beta-blocker, obat yang diresepkan untuk tekanan darah tinggi, maka bisa membantu memitigasi efek tersebut," begitu pernyataan yang dikeluarkan peneliti, dikutip dari Fox News pada 15 Maret 2025.
Kanker pankreas sendiri termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat dengan angka harapan hidup hingga lima tahun hanya 13 persen. Salah satu tantangan terbesar penyakit itu adalah sering terdeteksi pada stadium lanjut ketika penyakit sudah parah, menurut Dr. Robert Den, pengajar radiasi onkologi dan kepala staf medis di Alpha Tau Medical di Israel.
"Tak seperti jenis kanker lain, tak ada dampak skrining dini yang efektif. Jadi ketika pasien terdiagnosa, pilihan pengobatan sering terbatas," kata Den, yang tak terlibat penelitian, kepada Fox News Digital.
Pemicu Keparahan Kanker
Penelitian menekankan hubungan kuat antara jiwa dan raga karena terkait perkembangan kanker. "Stres dan dampaknya bisa memperparah perkembangan penyakit dan kita tahu obesitas bisa memicu jenis-jenis kanker tertentu, berpotensi mempengaruhi respons pasien terhadap pengobatan kanker," papar Den.
Ia melanjutkan, "Pada kasus ini, kita melihat bukti stres dan obesitas bisa memicu keparahan kanker pankreas, yang bisa berimplikasi pada pencegahan dan strategi pengobatan."
Menjaga pola makan sehat dan makan secukupnya penting, tak hanya untuk mencegah kanker tapi bagi kesehatan secara umum, kata Den. "Olahraga juga penting untuk mengurangi obesitas dan stres. Tetap aktif tak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik tapi juga sangat baik untuk mengurangi stres," ujarnya.