Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tulang belakang terlihat bengkok atau tidak normal, kondisi itu bisa saja karena kifosis, salah satu jenis kelainan pada tulang belakang yang membuat postur tubuh terlihat bengkok ke belakang secara tidak normal. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari penderita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Normalnya, tulang belakang memiliki lengkungan 25-45 derajat. Namun, lengkungan tulang belakang pengidap kifosis akan melebihi batas tersebut, yaitu 50 derajat lebih di bagian atas sehingga penderitanya terlihat menjadi bungkuk atau tampak miliki punuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laman Siloam Hospital, kifosis disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Kifosis postural
Kifosis postural merupakan salah satu jenis gangguan postur tubuh pada anak dan remaja yang biasa terjadi. Kelainan tulang kifosis postural disebabkan oleh sikap atau postur tubuh yang buruk dalam jangka waktu lama. Di sisi lain, kifosis postural yang terjadi pada orang tua umumnya karena pengeroposan tulang atau osteoporosis.
Kifosis Scheuermann
Kifosis Scheuermann adalah jenis di mana bentuk tulang belakang seperti trapesium atau segi empat. Jenis kelainan tulang belakang ini sering terjadi pada remaja sebab kifosis Scheuermann terjadi karena pertumbuhan tulang belakang yang bermasalah. Lengkungan tulang belakang dari jenis kifosis satu ini cenderung lebih kaku dan dapat memburuk seiring pertumbuhan. Terkadang, kifosis Scheuermann bisa terasa menyakitkan bagi penderita.
Kifosis kongenital
Kelainan tulang kifosis kongenital merupakan kondisi bawaan yang terjadi sejak di dalam kandungan. Hingga saat ini, penyebab kifosis kongenital belum diketahui secara pasti. Kondisi ini perlu segera ditangani secara medis agar tidak semakin memburuk seiring pertumbuhan anak.
Gejala kifosis yang dialami setiap orang mungkin saja berbeda. Walau demikian, ada gejala kifosis yang dapat dikenali secara umum, di antaranya:
-Perbedaan tinggi bahu kanan dan kiri.
-Otot paha bagian belakang mengencang.
-Nyeri atau kaku pada bagian punggung.
-Kepala cenderung terlalu menunduk ke depan.
-Punggung bagian atas tampak lebih tinggi dari umumnya.
Cara mengatasi
Umumnya, kelainan kifosis akan diatasi oleh dokter dengan memberikan penanganan lebih lanjut secara medis. Beberapa cara mengatasi kifosis adalah terapi fisik, menggunakan penopang, operasi, serta pemberian obat antiinflamasi nonsteroid.
Obat-obatan
Pemberian obat untuk penderita kifosis hanya dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri saja. Pada langkah ini, dokter akan meresepkan beberapa obat sesuai indikasi, seperti parasetamol, ibuprofen, aspirin, dan bifosfonat.
Fisioterapi
Terapi fisik sebagai cara mengatasi kifosis adalah penanganan yang dilakukan dengan memberikan program latihan khusus untuk meningkatkan kekuatan otot punggung serta memperbaiki postur.
Alat penyangga
Opsi penanganan kifosis berikutnya yaitu alat penyangga. Jenis penanganan ini dilakukan dengan pemasangan alat berupa penyangga khusus pada tulang belakang penderita.
Operasi
Operasi menjadi langkah yang akan diambil oleh dokter apabila kifosis memiliki tingkat keparahan cukup tinggi.
Anda dapat mencegah kifosis yang disebabkan oleh pengaruh luar dengan menerapkan beberapa cara.
-Menjaga berat badan agar tetap ideal.
-Membiasakan diri untuk menerapkan postur tubuh yang baik.
-Rutin berolahraga, terutama yang meningkatkan fleksibilitas tubuh seperti renang, jogging, lari, dan yoga.
-Hindari membawa barang berat berlebihan di punggung.