DALAM teknologi kini, lem perekat ada puluhan jenis. Ada perekat kertas atau kaca, perekat kayu, dan akhir-akhir ini bahkan perekat kulit manusia. Lem istimewa ini oleh penemunya dinamai tissue bounding adhesive (bahan perekat jaringan), yang dikenal juga dengan sebutan superglue alias perekat superkuat. Dengan perekat menakjubkan ini, tubuh manusia yang luka ataupun yang robek bisa direkatkan kembali tanpa meninggalkan garis sambungan. Itulah kelebihannya dibandingkan jahitan dengan benang atau dengan streples. Kedua cara yang disebut terakhir ini biasa dipakai untuk menutup bekas luka atau bekas irisan pisau bedah. Bedanya, bekas jahitan dan streples tak bisa disamarkan, konon pula dihilangkan. Menurut penemu lem tersebut, Dokter Alan Roberts, perekat baru itu dalam dua bulan akan dipasarkan. Kini produksinya sedang dipersiapkan secara masal. Katanya, sudah 2.000 lebih pesanan datang dari ahli bedah di berbagai negara. Sebelum menemukan ramuan lem, Alan Roberts, yang sehari-hari Direktur Unit Riset Biomaterial Universitas Bradford, Inggris, menghabiskan delapan tahun untuk penelitian. Perjuangannya tak sia-sia. Lem buatannya berdaya lengket sebanding dengan jahitan maupun streples. ''Penemuan ini sangat bermanfaat bagi pembedahan pada manusia maupun hewan,'' katanya kepada Mudrajad Kuncoro dari TEMPO. Pengujian bahan ini sudah dilakukan pada ratusan pasien, terutama korban kecelakaan. Menurut Roberts, lem ini dapat menyatukan jaringan kulit tidak lebih dari 10 detik. Dengan demikian, derasnya kucuran darah bisa lebih ditekan. Dan karena tidak berbekas, perekat itu disukai wanita, khususnya yang menderita luka sayatan di wajahnya. Perekat baru itu terkesan begitu canggih sehingga tak mengherankan bila orang bertanya-tanya apa saja ramuannya. Roberts, yang ahli bedah plastik, rupanya lebih suka kalau hal itu tetap tinggal rahasia. Tapi ahli bedah Fakultas Kedokteran UI, Dokter Ibrahim Ahmadsyah, tak lagi terkejut mendengar adanya perekat super. ''Saya telah mendengar bahan perekat tersebut sejak dua tahun lalu,'' ujarnya tersenyum. ''Barangkali baik dipakai di Indonesia karena akan mempermudah tugas dokter di meja operasi.'' GT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini