Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Benarkah Kucing Oranye Lebih Manja

Film The Garfield Movie terinspirasi oleh perilaku kucing oranye yang menggemaskan. Apa kata pemelihara dan dokter hewan?

 

7 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kucing oranye kerap dianggap istimewa karena lebih manja ketimbang saudara-saudaranya.

  • Film The Garfield Movie terinspirasi oleh perilaku kucing oranye yang menggemaskan.

  • Pakar perilaku hewan menganggap stereotipe tersebut tidak berdasar.

KUCING oranye itu menjelma menjadi bintang utama dalam cat fashion show yang berlangsung di Hotel Merlynn Park, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 1 Juni 2024. Bahkan, sebelum panggung digelar, maine coon jantan berusia 2 tahun itu sudah merebut hati pengunjung. Bagaimana tidak, Albush, nama kucing tersebut, dengan percaya diri menyusuri barisan kursi di ruangan di lantai 8 itu satu per satu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kucing oranye itu sama sekali tidak terganggu oleh keramaian di sana. Begitu juga saat peragaan busana berlangsung. Dari delapan peserta, hanya Albush yang dengan anggun berlenggak-lenggok di catwalk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbeda 180 derajat dari teman-temannya sesama peserta peragaan busana yang kebanyakan meringkuk di kandang jinjing masing-masing. Bezza, misalnya. Kucing putih blasteran Persia dan anggora itu hanya duduk manis di karpet merah saat dilepaskan dari pet cargo-nya. 

Percaya diri dan suka berinteraksi dengan manusia memang menjadi label yang lekat dengan kucing oranye—lebih sering disebut kucing oren. Jika dianalogikan dengan manusia, kira-kira tipe kepribadian mereka adalah sanguinis.

Film The Garfield Movie. Sonypictures.com

Garfield, dalam film The Garfield Movie yang sedang tayang di bioskop, menggambarkan sifat-sifat yang mewakili si oranye: pemalas, banyak tingkah, dan pandai mengambil hati manusia. Seperti di komiknya, Garfield versi layar lebar juga panjang akal. Dia kerap meminta, kadang mengelabui, Odie si anjing untuk memenuhi keinginannya.

Bersama Odie, Garfield menjadi hewan kesayangan Jon Arbuckle, manusia yang memeliharanya sejak ia kecil. Mereka selalu melakukan aktivitas bersama-sama, dari menyantap makanan, menonton film, hingga tidur. Di sisi lain, si oranye juga kerap membuat Jon pusing dengan tagihan pesanan makanan online yang dipesan kucing pintarnya itu. Garfield, yang suka makan, sering memesan makanan via aplikasi daring menggunakan telepon seluler milik Jon. Di kalangan pencinta kucing, karakter ala Garfield itu dikenal dengan perilaku kucing oranye atau orange cat behavior.

Ketua komunitas Jakarta Cat Lovers, Shinta Saraswati, mengatakan banyak orang menganggap kucing oranye istimewa berkat karakternya yang manja dan banyak tingkah. Shinta punya kenangan tersendiri tentang si oren selama merawat kucing-kucing liar di penampungan miliknya di Jakarta Barat sejak empat tahun lalu. "Di shelter ada kucing oranye. Namanya Larry, jenis domestik. Kalau saya datang, langsung nyamperin," ujar Shinta kepada Tempo di fashion show kucing di Hotel Merlynn Park.

Shinta juga punya kucing oranye lain yang sama-sama manja kepada manusia, tapi suka galak terhadap kucing lain. Namanya Fire. Nama itu ia berikan karena Fire suka marah jika kucing lain mendekati area bermainnya di sekitar alat pemadam kebakaran. "Kucing oranye yang ini lebih sering berantem, tapi manis sikapnya ke saya," ujarnya. 

Meski begitu, bukan berarti kucing berwarna lain tidak memiliki kelakuan manis serupa. Hanya, Shinta melanjutkan, sifat-sifat itu lebih banyak ditemui pada kucing oranye. Adapun kucing putih, misalnya, relatif lebih kalem dan suka duduk manis.

Pengalaman serupa dirasakan Dani Ramadhan, pemilik Albush, kucing oranye dalam peragaan busana kucing di atas. Dani, 36 tahun, mengatakan kucing kesayangannya itu tergolong hiperaktif. Di rumahnya di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Albush kerap menjadi biang kerok. Dari memanjat kitchen set hingga menggeser-geser kursi. Perabotan kerap berjatuhan karena maine coon bertubuh jauh lebih besar ketimbang kucing ras lain.

Albush juga sangat manja. Seperti saudara jauhnya yang tinggal di shelter milik Shinta Saraswati, si oranye itu paling setia menyambut Dani saban pulang kerja. Saat pekerja di perusahaan infrastruktur itu memasuki pekarangan rumah, Albush selalu mengintip dari jendela. "Kepalanya dimiringkan, seolah-olah menyapa," kata Dani.

Meski demikian, Dani tidak mau serta-merta menunjuk warna sebagai penentu karakter kucing. Sebab, kucing maine coon memang berkarakter aktif. Kucing asal Amerika Utara itu disarankan untuk tidak ditempatkan di kandang, wabilkhusus menjelang malam. Sebab, seperti ras lain, kucing adalah hewan krepuskular, yaitu memiliki waktu aktif utama saat senja dan fajar.

Demi menyalurkan energi besar Albush, Dani juga rutin mengajaknya jalan-jalan di taman dekat rumahnya. "Kalau ketemu kucing lain, dia mau menyapa. Tapi, karena badannya besar, kucing lain takut," ujar Dani.

Ilustrasi kucing berwarna oranye. Shutterstock

Meski diyakini banyak orang, orange cat behavior tidak terbukti secara ilmiah. "Hingga hari ini, tidak ada penelitian yang membuktikan pengaruh warna terhadap perilaku kucing," kata Mikel Delgado, pakar perilaku hewan pada The Wildest, media yang khusus membahas hewan peliharaan.

Lavinta Viena, dokter hewan dari Institut Pertanian Bogor, mengatakan penelitian hanya mendapati bagaimana seekor kucing bisa berbulu oranye. "Karena kromosom X," katanya. Oranye juga berkaitan dengan jenis kelamin. Kucing betina memiliki dua kromosom, X atau XX, sedangkan jantan hanya satu, yaitu XY. Artinya, kucing jantan hanya butuh satu kromosom X dari salah satu orang tua untuk memiliki bulu oranye, sementara betina membutuhkan kromosom X dari kedua orang tuanya. Kalau tidak, dia berbulu belang. Walhasil, 80 persen kucing oranye adalah jantan, sedangkan calico atau kucing belang tiga kebanyakan betina.

Kristiina Wilson, pakar perilaku hewan, mengatakan fenomena orange cat behavior merupakan contoh bagaimana kita senang mengingat perilaku binatang. Misalnya, dari kucing oranye, yang terekam hanya sifat manjanya. Sementara itu, kelakuan lain, seperti suka berantem, dilupakan. 

Walhasil, seperti ditulis The Wildest, terciptalah stereotipe bahwa kucing oranye adalah kucing manja. "Sama dengan stereotipe kucing hitam galak dan penyendiri, yang sama-sama tidak berdasar," kata Wilson.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus