Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Perjuangan Kembar Tujuh

Patti Frustaci melahirkan kembar tujuh, di RS Orange California, AS, akibat terlalu banyak sel telur. Di Indonesia pernah terjadi, tapi meninggal semua. DR. Sudraji menjelaskan tentang suntikan hormon. (ksh)

8 Juni 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIMA pasang mata bayi mungil yang sangat kecil itu berkedip ketika telunjuk Patti Frustaci dengan hati-hati menyentuh mereka bergantian. Selasa pekan lalu untuk pertama kalinya Patti, guru berusia 30 tahun itu, diperkenankan melihat lima anak kembarnya yang tersisa dari kembar tujuh yang dilahirkan seminggu sebelumnya, 21 Mei, di rumah sakit Orange California, Amerika Serikat. Ibu dan anak-anaknya yang tersisa itu sama-sama berjuang melawan maut. Patti, selama seminggu setelah melahirkan, tak lepas dari jarum infus. Pada persalinan ia mengalami perdarahan berat karena harus melalui operasi Cesar - pembedahan pada bagian perut. Sulit dibayangkan apa perasaan ibu yang telah punya anak pertama umur setahun itu ketika diperkenankan menjenguk anak-anaknya dari kelahirannya yang kedua - ia cuma menangis. Untuk pertama kalinya ia menyaksikan kehidupan yang diharapkannya. Sebelumnya, dalam keadaan gawat, ia hanya menyentuh dua anak dari tujuh kembarannya yang disodorkan sudah tanpa nyawa. Satu, bayi wanita, meninggal ketika persalinan. Satu lagi, bayi laki-laki - yang terkecil dari enam yang selamat dalam persalinan - meninggal tiga hari kemudian. Sementara itu, lima yang tersisa - tiga laki dua wanita - sampai akhir pekan lalu masih belum melalui masa krisis, kendati keadaannya disebutkan sudah stabil. Para dokter memang berjuang keras pula menyelamatkan lima bayi pasangan Sam-Patti yang tersisa - yang mendapat publikasi sangat luas itu. Yang menyulitkan, kembar tujuh yang lahir sangat kecil itu, dengan berat 1,7 kg-2,9 kg, terlampau cepat pula dilahirkan (prematur). Persalinan terjadi pada kehamilan 28 minggu, sedangkan kehamilan umumnya matang setelah 40 minggu. Kesulitannya, hati bayi-bayi prematur itu tak mampu memproses sel-sel darah merah, di samping kesulitan paru menyerap oksigen. Sudah sejak persalinan, bayi-bayi itu membutuhkan peti kaca, juga transfusi darah dan infus makanan - formula dengan kadar protein tinggi. Yang menggembirakan, penelitian menunjukkan bahwa otak bayi-bayi yang tersisa itu tak mengalami gangguan. Salah satu yang mengkhawatirkan dari kelahiran prematur, terutama yang membawa pula kelainan lain, memang perdarahan otak. Tapi segi lam yang mencemaskan, bayi-bayi Sam dan Patti memiliki kelainan jantung. Menurut ahli neonatalogi, Dr. Nona Worcester, yang merawat kembar itu, sebuah pembuluh antara pembuluh utama aorta dan pembuluhpembuluh halus arteri tak berdenyut dengan normal. Salah satu akibatnya, membanjirnya darah di paru. Keadaan ini untuk sementara diatasi Worcester dengan memberikan obat indomethacin. Sejauh ini, tampaknya, menolong. Kelahiran kembar, apalagi sampai tujuh, memang termasuk istimewa dan jarang terjadi. Dr. Sudradji Sumapradja, dokter ahli kebidanan dan kandungan terkemuka, menilai bahwa kembar tujuh Patti termasuk kasus istimewa. Menurut Sudradji, berdasarkan keturunan pasangan yang memiliki risiko melahirkan anak kembar - dua atau lebih secara teoretis, paling tinggi pada pasangan hitam. Kulit putih, kuning, dan Melayu, punya kemungkinan di bawah separuhnya. Maka, kembar banyak - umumnya yang terbanyak lima - di luar pasangan kulit hitam sangat jarang terjadi. Di Jakarta, di RS Cipto Mangunkusumo, menurut Sudradji, pernah pula ada ibu yang melahirkan kembar tujuh. Persisnya ia lupa, tapi antara tahun 1960 dan 1965. "Tidak sampai dipublikasikan karena meninggal semua. Sebab, kelahirannya sangat kecil, kira-kira sebesar anak kucing," katanya kepada Gatot Triyanto dari TEMPO. Lantas apa yang menyebabkan kelahiran kembar tujuh? Patti Frustaci sebelum kehamilannya dikabarkan mendapat obat kesuburan. Mungkinkah ini penyebabnya? Sudradji menyampingkan kemungkinan ini. "Hormon yang disuntikkan cuma merangsang pengeluaran sel telur, tidak mempengaruhi pertumbuhan janin," katanya. Hormon yang disuntikkan pada Patti itu, tepatnya, membuat ovarium yang biasanya hanya mengeluarkan satu sel telur (ovum) bisa memproduksikan beberapa sel telur. Dengan demikian, kemungkinan kehamilan menjadi lebih besar - khususnya bagi para wanita yang sulit hamil. Namun, banyaknya sel telur, secara teoretis, membuat kemungkinan kehamilan kembar menjadi besar pula. Pembuahan satu ovum oleh satu spermatozoa pria saja - yang disebut zigote - bisa menghasilkan anak kembar. Inilah yang dikenal sebagai kembar satu telur atau kembar monozigotik, yaitu ovum yang sudah dibuahi membelah diri menjadi dua janin yang terpisah. Yang berperan kini, menurut Sudradji, adalah hormon gonadotropin yang dikeluarkan kelenjar hipofise. Hormon ini berfungsi mematangkan semua sel telur - yang disebut folikel-folikel - dalam ovarium. Namun, secara alamiah, hormon ini harus berhadapan dengan kenyataan alam, yaitu: satu folikel yang terbesar umumnya berusaha kuat menghambat pertumbuhan folikel-folikel lain dan berusaha keluar sebagai satu-satunya pemenang. Dalam keadaan tidak seimbang, misalnya berlebihnya hormon gonadotropin, banyak folikel bisa survive. Pada keadaan inilah kemungkinan kembar banyak menjadi besar: dua ova atau lebih dibuahi dua spermatozoa atau lebih - disebut dizigotik (dua pembuahan), trizigotik (tiga pembuahan), dan seterusnya. Bila salah satu pembuahan itu mengalami lagi pembelahan (monozigotik, kembar satu telur itu), maka jumlah kembar pun akan berlipat ganda. Beruntung alam tidak royal dengan pembuahan-pembuahan berganda itu. Sebab, akibatnya - seperti yang dialami Patti dan Sam - sering kali mahal. "Kelahiran kembar betapapun merupakan cacat," ujar Sudradji. J.S. Laporan Reuter dan Biro Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus