Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pesona Ular Tangga bagi Generasi Alfa

Taman Mini Indonesia Indah menyediakan wahana permainan tradisional selama masa libur Natal dan tahun baru ini. 

28 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswi kelas satu Sekolah Menengah Pertama asal Depok, Umay, bermain lari balok dengan sang kakak di Taman Mini Indonesia Indah, 23 Desember 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Taman Mini Indonesia Indah menyediakan wahana permainan tradisional selama masa libur Natal dan tahun baru ini.

  • Bertujuan memperkenalkan dampu, egrang, dan sebagainya kepada anak-anak yang kebanyakan belum pernah memainkannya.

  • Pada masa libur akhir tahun ini, pengunjung TMII mencapai 20 ribu per hari.

Umay, siswi kelas VII SMP asal Depok, Jawa Barat, tampak asyik melompat-lompat saat memainkan permainan dampu alias engklek. Ia bermain bersama kakaknya, Vivi, 24 tahun, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Selasa, 26 Desember lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada masa libur Natal dan tahun baru ini, TMII menyediakan tempat untuk bermain permainan tradisional. Pengunjung bisa bebas bermain tanpa dipungut biaya. Selain itu, ada pendamping dari Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Jakarta yang siap menjelaskan cara bermainnya. Lapak permainan tradisional di TMII berlangsung hingga Selasa, 2 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Umay dan Vivi kemudian menjajal permainan bakiak atau terompah bersama ibu mereka, Yati, 45 tahun. “Sudah lama enggak main ini, terakhir pas Agustusan,” ujar Umay. Bocah itu tampak antusias memimpin formasi bakiak yang dimainkan oleh tiga orang. Beberapa kali mereka terjungkal karena langkah yang tidak seirama.

Umay lalu berpindah ke lari balok. Permainan ini menggunakan empat balok. Pemain hanya bisa melaju dengan menginjak balok-balok tersebut sehingga butuh kecepatan berpikir dan kelincahan tangan untuk menyusun formasinya. “Ih, curang, lho. Menang terus,” kata Vivi. Tanpa alas kaki, Umay memang lebih luwes memainkan permainan tradisional tersebut. Jauh meninggalkan kakaknya yang bersepatu. Permainan lari balok dimainkan dengan empat balok.

Kenzi (kiri) dan Alvaro, sedang mempelajari cara memainkan congklak, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, 26 Desember 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti

Di area yang sama, Kenzi, murid kelas IV SD, dan Alvaro, kelas III SD, menikmati permainan ular tangga. Lahir antara 2011 dan 2025, mereka termasuk generasi alfa, kelompok usia termuda. Jika biasanya menggunakan papan permainan dan bidak, di TMII, pemainlah yang menjadi bidaknya. 

"Hompimpa." Kenzi, Alvaro, dan seorang anak lainnya mengundi siapa yang mendapat giliran pertama melempar dadu. Beberapa jurus kemudian, Alvaro memimpin. Namun kemudian dia menginjak ular sehingga harus melorot jauh. Semua tertawa cekikikan.

Mereka tak ada kendala memainkan ular tangga, yang memang populer di mana-mana. Namun, begitu menghampiri lapak congklak, Kenzi bingung. Dia menanyakan cara memainkannya kepada pendamping dari KPOTI. “Aku pernah lihat, tapi enggak pernah main," kata Kenzi.

Makin siang, arena permainan tradisional itu kian ramai. Ada yang memainkan egrang, gasing, lempar kaleng, bakiak, congklak, dan lari balok. Wahana permainan tradisional ini berlokasi di samping Plaza Borobudur Mini, di seberang gedung Contemporary Art Gallery yang baru dibangun. "Mereka antusias saat dijelaskan. Banyak juga yang baru pertama kali melihat permainan-permainan di sini," ujar Devany Sekar Melati, Sekretaris KPOTI Jakarta.


 
TMII Makin Ramai Setelah Revitalisasi

Ini merupakan masa liburan pertama bagi TMII pasca-revitalisasi yang rampung pada September lalu. “Sekarang jadi bagus banget. Dari gerbang saja sudah diubah," kata Aisyah, 22 tahun, pengunjung. Sebelumnya, dia terakhir kali ke TMII pada 2020, sesaat sebelum pandemi Covid-19 menyerang.

Tugu Api Pancasila di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, 26 Desember 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti

Semua terasa lebih segar di Taman Mini dan tetap membuat pengunjung lama familier. Tugu Api Pancasila, misalnya, tetap menjadi bangunan pertama yang menyambut pengunjung yang datang dari gerbang utama. Namun pelataran yang dulunya keramik kini menjadi hamparan rumput hijau. Rumah adat dari 38 provinsi kini tak lagi dipagari sehingga tampak lebih menyatu dengan taman-taman di sekelilingnya.

Untuk memastikan kesegaran udara, pengelola mengharamkan kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan solar masuk. Hanya pengunjung yang menggunakan mobil dan sepeda motor listrik yang boleh berkeliling TMII dengan kendaraannya.

Sisanya, bisa menumpang angkutan keliling alias angling yang disediakan pengelola. Agung, pengemudi angling, mengatakan ada 35 kendaraan keliling dan dua bus listrik yang setiap hari mengitari tempat wisata seluas 150 hektare tersebut. Pada masa libur akhir tahun ini, jumlah pengunjung TMII melonjak 25 persen hingga mencapai 20 ribu orang per hari.

JIHAN RISTIYANTI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus