Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pernikahan Anak Anies Baswedan, Begini Tahapan Prosesi Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta

Pernikahan Anak Anies Baswedan usung konsep Jawa gaya Yogyakarta. Berikut prosesi pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

1 Agustus 2022 | 10.33 WIB

Sebuah lagu mengingatkan memori Anies Baswedan pada sosok putrinya, Mutiara Baswedan yang telah melepas masa lajang/Foto: Instagram/Anies Baswedan
Perbesar
Sebuah lagu mengingatkan memori Anies Baswedan pada sosok putrinya, Mutiara Baswedan yang telah melepas masa lajang/Foto: Instagram/Anies Baswedan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pernikahan anak Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta, pada 31 Juli 2022 lalu menyedot perhatian masyarakat. Bukan saja kehadiran para tokoh di perhelatan tersebut tapi juga pakaian perkawinan yang dikenakan Mutiara Baswedan dan Ali Saleh Alhuraiby.

Anies Baswedan menuturkan konsep pernikahan anaknya mengusung konsep berbagai budaya di Indonesia. Salah satunya adalah konsep adat Jawa gaya Yogyakarta yang diterapkan pada resepsi hari pertama pernikahan.

Adat Jawa Yogya gaya Yogyakarta memang salah satu budaya di Indonesia yang kerap digunakan sebagian orang Jawa dalam prsoesi pernikahan. Hal ini karena ada Jawa-Yogyakarta sarat akan makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung.

Pernikahan Adat Jawa Yogyakarta

Prosesi pernikahan, adat Jawa Yogyakarta memiliki beberapa tahapan, berikut adalah rangkaiannya:

1. Tarub, Bleketepe, dan Tuwuhan

Prosesi paling awal dalam adat Jawa-Yogyakarta adalah pemasangan tarub, bleketepe dan tuwuhan. Tarub, bleketepe dan tuwuhan bermakna sebagai tolak bala.

2. Sungkeman

Tradisi sungkeman adalah simbol penghormatan kepada orang tua dan sesepuh. Proses ini juga kerapkali ditemukan di berbagai tradisi budaya manapun.

3. Siraman

Siraman memiliki makna sebagai penyucian diri sbelum pelaksanaan upacara sakral pernikahan.

4. Ngerik

Prosesi selanjutnya adalah ngerik atau menghilangkan rambut-rambut halus di sekitar dahi. Selain dimaksudkan agar wajah tampak bercahaya, ngerik bermakna membuang hal-hal buruk yang pernah menimpa calon pengantin.

5. Dodol Dawet

Dodol dawet adalah prosesi yang bermakna bulatnya tekad melepaskan anak untuk membangun rumah tangga sendiri. Prosesi dodol dawet dilakukan oleh orang tua mempelai.

6. Midodareni

Dalam prosesi ini, calon mempelai wanita akan dirias dan tidak boleh keluar dari kamar untuk bertemu dengan calon mempelai pria. Saat berdiam di kamar, calon mempelai wanita ditemani oleh keluarga atau kerabat. Midodareni dilakukan malam hari setelah proses siapan dengan makna kesiapan kedua mempelai dalam menghadapi pernikahan.

7. Srah-srahan

Saat malam midodareni, calon mempelai pria beserta rombongan keluarga akan datang ke rumah calon mempelai wanita dengan membawa srah-srahan. Prosesi ini memiliki makna akan keberkahan dan rasa syukur.

8. Upacara Panggih

Prosesi ini dilaksanakan pada hari H pernikahan. Upacara panggih dilakukan agar proses pernikahan berjalan lancar. 

9. Upacara balangan suruh

Prosesi pernikahan ini diisi dengan melempar ikatan daun sirih berisi kapur sirih oleh mempelai pria dan wanita. Prosesi balangan suruh bermakna membuang hal-hal buruk di diri masing-masing mempelai pengantin.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Resepsi Pernikahan Putri Anies Baswedan Digelar 3 Hari Berturut-turut Sampai Besok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus