Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini beredar video yang memperlihatkan seorang ayah memarahi seorang murid karena tidak terima anaknya dihina. Guru di sekolah tersebut pun terlihat membantu melerai pihak-pihak yang berkonflik. Terkait hal tersebut, psikolog klinis Kasandra A. Putranto menyarankan orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk berusaha menyelesaikan masalah sendiri agar bisa membangun ketangguhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan belajar menghadapi perlakuan dari orang lain merupakan bagian dari tahap pembangunan ketangguhan dalam proses tumbuh kembang anak. Menurutnya, anak-anak bisa belajar membedakan hal baik dan buruk, membela diri, serta menangkal pengaruh buruk saat menghadapi perlakuan tak baik dari orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemampuan ini harus dimiliki sejak kecil, secara bertahap. Untuk anak dapat membedakan mana yang baik dan buruk dan menangkal pengaruh buruk tersebut," kata lulusan Universitas Indonesia itu.
Ilustrasi Komunikasi orang tua dan anak. (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Kapan orang tua harus bertindak?
Kasandra menjelaskan orang tua yang membiarkan anak menyelesaikan konfliknya sendiri bukan tidak peduli. Orang tua yang demikian justru mengajarkan anak untuk mengetahui kapan mereka harus bertindak dan membela diri. Dalam hal ini, orang tua bisa lebih dulu melihat seberapa besar masalah atau konflik yang sedang dihadapi anak.
Kalau menurut penilaian masalah dan konfliknya masih bisa dihadapi sendiri oleh anak maka orang tua bisa sekadar mengamati tanpa terlibat langsung dalam penyelesaian masalah. Menurutnya, orang tua bisa membantu atau mengambil alih penanganan kalau masalah atau konfliknya dapat membahayakan anak.
"Ketika sudah mengandung risiko bagi anak, masa depan anak, dan mengancam keselamatan, serta ketika anak belum mampu menyelesaikan sendiri," kata Kasandra.