Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ribuan Nasi Liwet di Tasikmalaya, Olahan Para Santri

Untuk memperingati Hari Santri Nasional, para santri di Tasikmalaya mengikuti lomba memasak nasi liwet dan berhasil memecahkan Rekor MURI.

21 Oktober 2018 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nasi liwet bisa  ditemukan di beberapa kota, ada nasi liwet Solo ada juga nasi Sunda yang menjadi suguhan khas di beberapa kota di Jawa Barat. Rasa dan paduannya berbeda. Di Jawa Barat, nasi liwet bermula dari kebiasaan para petani membawa bekal berupa nasi dengan lauk seadanya dalam kastrol. Ada juga yang membawa bahan mentahnya, tinggal ditaruh di perapian dadakan, jadi lah nasi liwet pun siap disantap setelah menggarap sawah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari tampilannya kedua nasi liwet ini berbeda. Nasi liwet orang Sunda tak pernah ketinggalan dengan sambal dan ikan asin. Ikan asin pun dimasak langsung di dalam beras, sehingga aromanya menyebar ke setiap butir nasi. Ditambah salam, sereh dan bawang merah dan bawang putih, rasanya nikmat sekali, apalagi dihidangkan panas-panas dan makannya di tepi sawah atau di tengah kebun. Nasi liwet Solo, tampilannya lebih ramai. Lauknya beragam, dari suwiran ayam, ceker, telur pindang, sayur labu, dan bareh. Rasanya tentu lebih gurih, karena ada santannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca Juga: 

Nah, nasi liwet Sunda tak lagi sebagai menu petani. Kastrol yang biasanya dibawa ke sawah itu sudah pindah di meja-meja makan rumah makan. Bila ke Priangan Timur, ada berbagai restoran yang menyajikan menu nasi liwet. Bahkan juga disajikan lesehan dengan pemandangan persawahan, sehingga terasa sekali suasana desanya. Bahkan, kemudian melahap nasi liwet secara bancakan di atas daun pisang beramai-ramai seperti petani saat makan di sawah atau kebun pun digandrungi. Makan pun lebih seru. 

Sejumlah santri mengikuti lomba memasak nasi liwet saat memperingati Hari Santri Nasional di Lapangan Setda Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/10/2018). Lomba yang diikuti ribuan santri dari 700 pondok pesantren se-Kabupaten Tasikmalaya itu memecahkan rekor MURI kategori memasak nasi liwet terbanyak. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018, aroma khas nasi liwet memenuhi Lapangan Setda Kabupaten Tasikmalaya. Asap pun mengebul di mana-mana berbaur dengan wangi yang sedap dari kastrol yang berjajar. Kali ini bukan berarti di Lapangan Setda yang berada di Jalan Dadaha, Tasikmalaya tersebut ada penjualan nasi liwet. Untuk merayakan Hari Santri Nasional, ribuan santri yang ambil bagian dalam lomba nasi liwet. 

Dikenal sebagai Kota Santri, ribuan santri dari 700 pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya yang ambil bagian dalam acara ini. Panitia menyediakan 2.500 kastrol lengkap dengan beras, ikan asin, lalapan dan bumbunya. Dan akhirnya, kegiatan untuk memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober tersebut membuahkan Rekor MURI karena tercatat melibatkan  2.413 peserta. Artinya, memecahkan rekor sebelumnya, pada September 2018 di Kabupaten Bandung Barat yang melibatkan 2.103 peserta. 

 

 

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus