Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala merupakan rasa sakit atau nyeri di kepala yang muncul secara bertahap atau mendadak. Banyak ahli menelisik tentang sakit kepala dan menemukan kalau penyakit ini terbilang kompleks.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulai dari jenisnya, ada sakit kepala di salah satu dan beberapa bagian kepala atau sakit kepala sebelah, seperti sakit kepala bagian depan, tengah, samping kanan atau kiri, dan sakit kepala di bagian belakang. Bahu dan leher yang tegang hingga merembet ke belakang telinga juga termasuk sakit kepala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada lagi sakit kepala yang hanya di bagian pelipis. Sakit kepala dengan kepala terasa tertekan atau dicengkeram, hingga sakit kepala seperti ditusuk-tusuk dengan jarum. Dari sisi durasi, ada sakit kepala yang hanya terjadi seketika -dalam beberapa detik, lalu hilang- ada pula yang sampai berkepanjangan.
Kemudian dalam hal implikasi, ada yang sakit kepala kemudian berakibat pada berkurangnya penglihatan, lebih sensitif terhadap cahaya dan suara, tubuh lemas, bahkan sampai hilang kesadaran. Mengutip laman National Health Service United Kingdom, pada prinsipnya, sakit kepala adalah kondisi yang menyerang saraf di bagian kepala. Penyebabnya antara lain:
- Pilek
- Flu
- Stres
- Terlalu banyak minum minuman beralkohol
- Postur tubuh yang tidak sesuai
- Mengalami masalah penglihatan
- Kurang minum atau dehidrasi
- Terlalu banyak minum obat penghilang rasa sakit
- Sedang menstruasi atau menopause
- Sakit gigi
- Infeksi telinga
- Hipertensi
- Tumor otak
Beberapa hal di atas merupakan beberapa penyebab sakit kepala. Masih ada penyakit lain yang juga berujung pada sakit kepala. Jangan anggap remeh sakit kepala.
WINDA OKTAVIA
Baca juga:
8 Cara Meredakan Sakit Kepala Tanpa Obat