Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Agar Mereka Betah Di Sini

Kelambanan dan birokrasi menyebabkan berkurangnya investor asing ke indonesia. untuk mengatasinya di keluarkan keppres (no.53-54) tahun 1977, agar bkpm bisa efektif. (eb)

15 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BADAN Koordinasi Penanaman Modal biasanya bergerak lamban. Setiap investor yang pergi ke situ harus sabar, jaga tekanan darah, dan dianjurkan supaya rajin datang berulangkali. Ketua BKPM, Barli Halim, dan stafnya yang cukup ramah dan tak pernah bosan menerima aplikasi baru, pasti sabar pula. Tapi belakangan ini makin sedikit jumlah orang yang datang ke situ. Tahun lalu, misalnya, cuma 34 aplikasi yang masuk -- jumlah paling rendah sejak pemerintah Orde Baru membuka pintu tahun 1967 untuk investasi asing. Angka yang jatuh itu rupanya mendorong pemerintah untuk meninjau sifat koordinasi yang dimiliki BKPM. Maka minggu lalu keluarlah dua Keputusan Presiden (no. 53-54) tahun 1977 yang bertujuan membuat BKPM supaya bisa bekerja cepat, jangan membiarkan investor menunggu lama. Dengan dua Kepres itu, menurut Menpan Sumarlin, BKPM kini menjadi one-stop investment service center (terjemahan: pusat yang melayani permohonan investasi tanpa bertele-tele, tanpa banyak birokrasi. Semua persoalan yang menyangkut departemen atau instansi lain akan bisa diselesaikan lewat BKPM. Investor tak perlu lagi mengurus ke sana-sini.) Sejak semula memang demikianlah pengertian orang terhadap BKPM, terutama sejak ia bertugas menampung aplikasi untuk keduanya PMA dan PMDN. Namun dalam prakteknya, kata Sumarlin kepada pers, keputusan BKPM yang menolak atau menyetujui sesuatu aplikasi barulah diketahui satu tahun atau lebih kemudian. Ini dulu. Untuk hari-hari mendatang ini diharapkan dalam tiga bulan sudah bisa BKPM memutuskannya, demikian Sumarlin. Atas semua jasa yang diberikan pada calon investor, Barli Halim menyambung pula, BKPM tak akan menarik bayaran. Terjemahan lagi: tanpa pungli. Tak Sabar Rencana investasi asing (PMA) sampai dengan Agustus lalu bersisa 780 proyek (non-minyak) yang meliputi $ 6.559 juta. Jumlah sisa itu setlah dihitung proyek PMA yang mengundurkan diri atau yang beralih ke PMDN. Dengan demikian tidaklah ia jauh berada di atas rencana PMDN yang meliputi Rp 2.274,7 milyar atau sekitar $ 5.481 juta (2.612 proyek) sampai dengan waktu yang sama. Besar dugaan bahwa jumlah rencana PMDN malah akan bisa menyusul, mengingat tingkat kenaikan rencana PMA makin kecil. Tingkat kenaikannya itu terasa jatuh sekali ke $ 228 juta saja pada tahun lalu - terendah sejak 1970. Banyak hal yang menyebabkan berkurangnya animo investor asing datang ke Indonesia. Kelambanan prosedur dan birokrasi hanya salah satu sebab. Mereka umumnya berhitung berapakah bisa dipungut kembali dari setiap dollar yang ditanam. Dan kondisi di Indonesia, meskipun ada stabilitas nasional, belum menarik betul dalam perhitungan itu, terutama untuk investasi besar. Modal Jepang, misalnya, kini tertarik untuk pergi ke Amerika. Sedang modal Amerika yang sudah ada di luar negerinya mungkin mau pulang saja jika pemerintahan Carter tidak memberi kelongrah pajak. Kebetulan Daftar Skala Prioritas dari BKPM makin mempersempit pintu bagi modal asing untuk proyek investasi yang kiranya bisa dikerjakan oleh modal domestik. Proyek gampang itu dulu dibuka seluasnya pada modal asing. Itu tidak bisa iagi, terutama sejak peristiwa Januari 1974. "Tidaklah bisa dihindari di suatu negeri berkembang bahwa harus ada tekanan politik lokal terhadap meluasnya usaha swasta asing," berkata Dubes AS, David D. Newsom minggu lalu. Newsom berbicara - pidato perpisahan dengan para wira-swasta Amerika di negeri ini-sebelum pindah ke Manila: "Ada hasrat rakyat setempat untuk memperoleh bagian lebih besar dalam pemilikan, manajemen, dan pekerjaan trampil dari perusahaan besar. Terdapat -- mari kita menghadapinya - suatu kecurigaan umum terhadap perusahaan multinasional. Ada suatu perasaan di bawah permukaan bahwa cara-cara Barat mungkin tak cocok untuk Indonesia." Investor, menurut kesan Newsom, perlu memahami masalah negeri ini yang sedang bergulat melawan birokrasi dan pungli. "Negeri ini adalah penting bagi kawasan ini dan bagi Amerika Serikat," kata Newsom lagi. "Sektor swasta memainkan peranan penting dalam hubungan ini." Tapi agaknya investor tak sabar untuk memahaminya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus