Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Selamat Datang, Ambulan

Armada ambulan 118, untuk menolong penderita gawat darurat. Dalam kongres nasionalnya yang pertama, pccmi diputuskan agar korban jangan sampai meninggal/cacat selama perjalanan ke rumah sakit. (ksh)

4 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG pedagang tergilas kereta api di terowongan Bendungan Hilir, Jakarta. Kedua kakinya putus. Tak berapa lama sebuah ambulan melaju dan meraung-raung, berhenti di tempat kecelakaan itu. Dua orang perawat di ambulan udi menolong penderita gawat itu secara darurat, lengkap dengan infusnya. Dengan tandu korban pun diangkut ke dalam ambulan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Pedagang buah-buahan itu, dalam perjalanan dengan kereta api, rupanya nekat naik ke atap. Sampai di kawasan Bendungan Hilir kepalanya terbentur terowongan dan ia terjatuh--digilas roda-roda besi kereta api. Seorang penduduk yang menyaksikan kejadian itu segera menelepon pada nomor 118, memberitahukan musibah tersebut. Ambulan itu pun muncul. Armada Ambulan 118 untuk menolong penderita gawat darurat itu sebenarnya sudah ada sejak 10 tahun lalu. Mula-mula hanya di Jakarta (sebagai uji coba) dengan dua ambulan, kini beberapa kota mulai merintis pelayanan kemanusiaan itu: Bandung, Yogya, Semarang, Surabaya, Ujungpandang. Gagasan itu muncul dalam Kongres Ahli Bedah Seluruh Indonesia, 1969, di Bandung. Gagasan untuk menolong penderita gawat darurat kemudian berkembang nilai 1979 dengan terbentuknya Perhimpunan Critical Care Medicine Indonesia (PCCMI) yang terdiri dari para dokter, perawat, tenaga teknis kedokteran dan awam yaitu anggota masyarakat yang selalu bertugas di tengah-tengah masyarakat dan setiap saat siap membantu. Dalam kongres nasionalnya yang pertama di Hotel Borobudur, Jakarta, akhir pekan lalu (15-27 November), PCCMI antara lain memutuskan pertolongan hendaknya tetap dilakukan dan diusahakan agar korban tidak meninggal atau cacat selama dalam perjalanan. Karena itu dalam waktu-waktu mendatang ambulan khusus gawat darurat akn dilengkapi obat-obat khusus dengan tenaga khusus pula. Di Jakarta kini terdapat 20 ambulan seperti itu. Angka 118 tercantum secara menyolok pada tubuhnya, agar masyarakat yang membutuhkan selalu ingat: itulah nomor teleponnya bila memerlukan. Kata-kata ambulan selalu ditulis terbalik di mobil itu, dengan maksud agar pemakai kendaraan yang berjalan di depannya dapat melihat dan membaca jelas (tidak terbalik) tulisan itu lewat kaca spion--dan harap memberikan jalan. Ambulan-ambulan yang siaga selama 24 jam itu memang disediakan khusus untuk memberikan pertolongan pertama kepada para penderita gawat darurat seperti korban kecelakaan lalu-lintas korban bencana alam, penderita jantung gawat. Semua peralatan kedokteran dan obat-obatan yang penting untuk pertolongan pertama terdapat dalam mobil VW itu. Kalau perlu "rumah sakit berjalan" itu juga siap membawa inkubator, alat untuk menghangatkan bayi, bila ada panggilan untuk menolong seorang ibu yang sulit melahirkan. Setiap ambulan dilayani dua orang, yang harus mampu melakukan tugas ganda: sebagai perawat dan sopir--tak terkecuali petugas wanita. Idealnya dilengkapi seorang dokter, tapi selama ini dokter mangkal di RSCM. Mereka terdiri dari 4 dokter ahli bedah dan anastesi. "Kami memang kekurangan tenaga dokter," keluh dr. Aryono D. Pusponegoro, Koordinator Armada Ambulan 118. Ke-20 ambulan tersebut setiap ma Iam parkir di sebidang halaman RSCM. Kemudian setiap pagi menuju ke pos masing-masing dan siap-siaga bertugas selama 24 jam: di RSCM sendiri (Jakarta Pusat), PMl Cabang Jakarta Utara (Jakarta Utara), Mabak I Trunojoyo (Jakarta Selatan), Pos Polisi Cawang (Jakarta Timur), Markas Dinas Kebakaran (Jakarta Barat). Sayang upaya pelayanan kemanusiaan cuma-cumaitu masih banyak hambatan. Hubungan telepon misalnya, seringkali sulit. "Bahkan telepon umum juga sering tidak dapat masuk," ujar Hasim Soejoto, staf pelaksana harian Ambulan 118. Ucapan Hasim agaknya juga bermaksud menjawab keluhan sebagian warga kota yang pernah menelepon ke nomor itu, tapi tak berjawab--bahkan tak diangkat. Hal itu, kata Hasim, sudah dilaporkan kepada pihak Telkom, tapi sampai pekan lalu belum juga diperbaiki. Untuk mengatasi hambatan ini kini Ambulan 118 dilengkapi Cl saluran 9, dengan call sign Bela I atau Kuda--rupanya khusus bagi yang punya pesawat CB. Armada Ambulan 118 juga bekerjasama dengan instansi-instansi lain seperti Dinas Kesehatan Kota, D LLAJ R dan Orari melalui frekuensi 5000. "Masyarakat jangan segan-segan menelepon 118," atau 344.003 kata Hasim Soejoto. Setiap pertolongan darurat melalui Ambulan 118 , tak dipungut bayaran . Yaitu, mulai dari pemakaian ambulan, perawatan dan pengobatan serta tenaga dokter selama dalam perjalanan ke rumah sakit. Tapi bila ternyata si penderita masih harus dirawat, ia akan dikenai biaya selama di RS. Barangkali karena itu pelayanan darurat Ini hanya menggantungkan dana dari sumbangan beberapa dermawan, subsidi DKK dan perusahaan asuransi Jasa Raharja. "Tapi karena dana masih terasa amat kurang, para dokter sering harus merogoh kantung sendiri untuk membeli obat, peralatan atau bensin," kata dr. Aryono. MESKI begitu proyek ini berjalan terus. Sebab, menurut dr. Aryono ada tujuan sampingan yang hendak dicapai oleh Armada Ambulan 118 ini. Yaitu mendidik para dokter, calon dokter ahli bedah dan para perawat melalui pendidikan praktek menolong penderita gawat. Mahasiswa kedokteran tingkat VI diharuskan mempunyai pendidikan tersebut dengan mengikuti patroli Ambulan 118. Para dokter yang sudah praktek juga boleh mengikuti proyek itu, begitu pula dokter-dokter yang tinggal di luar DKI. "Masih banyak dokter dan perawat yang belum tahu cara menolong penderita gawat darurat. Dan masih banyak dokter yang bertemu dengan korban di jalan, tapi mereka jalan terus," ujar dr. Aryono. Selama ini panggilan minta pertolongan paling banyak datang pada tanggal-tanggal muda, Sabtu, Minggu dan Kamis, rata-rata 15 sampai 20 panggilan tiap hari. Tapi tak disebutkan mengapa pada hari dan tanggal-tanggal itu banyak pertolongan diminta. Yang pasti tak semua panggilan berasal dari orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Menurut seorang perawat di Ambulan 118, tidak jarang Armada Ambulan 118 mendapat panggilan palsu. Suatu malam ada panggilan untuk menolong seseorang yang disebutkan terserang penyakit jantung. Alamatnya jelas. Sampai di tempat yang dituju, ambulan tersebut dirampok oleh sejumlah pemuda, mereka mencari obat-obat penenang. Itu sebabnya kini ambulan-ambulan tersebut hanya membawa obat penenang yang lebih ringan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus