PPROFESOR Paul Zimmet menemukan cara dini mendeteksi penyakit gula atau diabetes. ''Pendeteksian dini penting, sehingga penyakit ini dapat dihindari,'' kata Kepala Tim Riset di Universitas Monash, Australia, ini kepada TEMPO. Diabetes, yang membuat penderitanya bergantung pada insulin (insuline dependent diabetes), bukan penyakit baru. Sekitar 4% penduduk Eropa, Amerika, dan Australia menderita penyakit kencing manis ini. Sedangkan di Asia, menurut Kepala Institut Diabetes Internasional ini, jumlahnya diperkirakan dua kali lipat. Jika tidak dideteksi secara dini, penderitanya akan dihadang risiko komplikasi. Misalnya, mata menjadi buta, gagal ginjal, serangan jantung, dan rusaknya tungkai sehingga harus dipotong. Pangkal munculnya diabetes, yakni kekurangan hormon insulin. Salah satu fungsi insulin adalah menurunkan kadar gula dalam darah. Akibat tidak cukupnya insulin, kadar gula tentu akan meningkat. Lima tahun silam Dokter Steinnum Baekkeskov dari Universitas California, San Fransisco, AS, mengembangkan tes untuk mendeteksi secara dini penyakit diabetes. Tes ini terutama dilakukan pada anak-anak, yang dalam garis keluarganya ada yang kena diabetes. Ada sejenis protein dalam pankreas, yaitu enzim Glutamate Decarboxylase (GAD), yang fungsinya memproduksi insulin, tetapi dimusuhi antibodi tubuh sendiri. Antibodi yang galak itu, lewat tes tadi, bisa dikenali, dan dinamai dengan antibodi GAD. Tes itu memakai serat pankreas manusia atau hewan, namun prosesnya lambat, sehingga tidak banyak digunakan. Kemudian, belum lama ini, Zimmet menyempurnakan tes Baekkeskov itu. Teknik yang disebutnya radio-immunisae ini lebih ringkas. Penulis sembilan buku tentang diabetes ini hanya memerlukan laboratorium sederhana, terutama pengukur kadar hormon atau kadar zat kimia dalam darah. Diabetes yang bergantung pada hormon insulin lazimnya menyerang anak-anak dan orang dewasa berusia 30 tahun. Diabetes tipe I ini pelan-pelan merusak sel protein pada pankreas, selama 78 tahun sebelum nyata dan penderi- tanya tidak memeriksakannya ke dokter. Apalagi jika antibodi GAD sudah berkeluyuran dalam darah. Dan kalau antibodi GAD ditemukan dalam darah pasien, tidak salah lagi bahwa ia menderita diabetes tipe I, berapa pun usianya. Tetapi pengobatannya secara dini bisa diberikan. ''Obat pencegah diabetes memang ada, walau masih memberi efek samping,'' katanya pekan silam. Selama ini yang dipakai adalah obat yang bersifat immuno- suppressant, yaitu mencegah dirusaknya sel-sel protein pankreas itu yang aksi antibodi perusaknya dilumpuhkan. Tetapi obat ini sering melumpuhkan sistem pertahanan tubuh terhadap pe- nyakit lain. Karena itu, sebagian dokter acap memberikan tablet atau suntikan insulin daripada memberi obat yang dapat melumpuhkan imunitas tubuh si penderita. Dengan ditemukannya tes ini, menurut Zimmet, tindakan pencegahan dini bisa dilakukan. Caranya dengan menyuntikkan insulin sedikit demi sedikit ke dalam peredaran darah calon penderita. Tubuh selama ini memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan. Dengan memberikan tambahan dari luar bisa membuat produksi insulin dalam tubuh macet. Sel pembuat insulin mengecil, dan antigen dipermukaannya berubah bentuk, sehingga penyerangan itu tidak terjadi. Pencegahan seperti ini, menurut Zimmet, berguna untuk anak-anak serta orang dewasa. Gatot Triyanto (Jakarta) dan Dewi Anggraini (Melbourne)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini