Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Sering tak punya beras

Pada 1968 di bandung lahir "coprs muballiqh bandung", pendirinya h. yosep cd. dikenal dan digemari karena gaya hidupnya yang sedikit "urakan". anggotanya kebanyakan dari masyarakat ekonomi lemah. (sd)

25 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA tahun 1968, di Bandung lahir "Corps Muballigh Bandung" (CMB), dengan anggota rata-rata berumur di bawah 40 tahun. Organisasi ini dikenal dan digemari oleh generasi muda, karena gaya hidupnya yang sedikit "urakan". Pendirinya adalah Haji Yosep CD (40 tahun), tinggi besar pintar silat dan berambut gondrong. "Jadi muballigh harus serba bisa, di samping memiliki ilmu-ilmu agama juga mutlak menguasai ilmu-ilmu sosial," katanya kepada TEMPO. "Kok ada juga muballigh-muballigh yang urakan," komentar Rendra, itu tokoh Bengkel Teater yang pernah singgah ke kantor CMB di Cikapundung. Yosep mengakui anggotanya sedikit urakan, karena rata-rata muda usia. Tetapi itu justru memberikan peluang mereka diterima baik di sekolah-sekolah dan di kampus universitas. Karena meskipun gondrong, ia tetap menjaga disiplin serta mudah menyesuaikan diri dengan sekelilingnya. Yosep menuntut anggotanya tidak hanya pintar berda'wah, tapi juga memperdalam musik dan olahraga. Jangan sampai misalnya pendengar yang doyan musik Beethoven, muballigh tidak bisa bicara karena pengetahuannya di bidang itu nol. "Kalau begitu pasti akan tersingkir dari pendengarnya," kata Yosep. Untuk keperluan ini maka ia sering melakukan diskusi dengan anggota-anggota. "Tidak hanya masalah-masalah agama saja lebih banyak lagi soal-soal kemasyarakatan," katanya. Di samping itu juga diselenggarakan kursus Bahasa Arab dan Inggeris. Non Politik Penuh Tak heran kalau kemudian CMB tidak hanya diterima sebagai organisasi da'wah secara tabligh. Juga sering dimintai nasehat untuk soal-soal keluarga. Jadi semacam biro konsultasi. "Kami sering diterima sebagai anggota keluarga yang dipercayai untuk turut menyelesaikan masalah yang sebenarnya merupakan masalah intern mereka," kata Yosep. Misalnya soal perselisihan atau remaja yang nakal. "Alhamdulilah kami berhasil," kata haji gondrong itu. Anggota CMB sekitar 50-an. Sengaja dibatasi untuk mempertahankan kwalitas. Di samping itu sifat independen juga dipertahankan. "Sampai sekarang CMB merupakan organisasi muballigh yang sepenuhnya non politik. Anggota-anggota kami, baik yang datang dan kampus, pesantren atau masyarakat biasa adalah orang-orang yang ingin mendekati Islam tanpa melalui embel-embel parpol atau golongan politik lainnya," kata Yosep dengan tegas. Anggota CMB hampir semuanya bergantung kepada pekerjaannya sebagai muballigh. Kehidupan ekonomi mereka tidak begitu menggembirakan. "Sebagai pimpinan, sering sekali saya berhadapan dengan muballigh yang walau pun tidak mengemukakan persoalan dirinya, tapi dari raut mukanya tampak masalah yang bisa ditebak: tidak punya beras," kata Yosep menceritakan kehidupan rekan-rekannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus