SEORANG profesor dari Amerika Serikat sudah siap melaksanakan
operasi paling menggemparkan: cangkok kepala. Hanya tinggal
masalah hukum dan moral saja yang menghalangi Profesor Robert
White dari Ohio untuk memindahkan sebuah kepala yang utuh dari
seseorang kepada orang lain. Sampai tahun 1969 ia sudah berhasil
melaksanakan pencangkokan kepala pada monyet-monyet percobaan di
laboratorium Western Reserve University, Ohio.
Dalam menjalankan berbagai percobaan terhadap binatang itu
Robert White dibantu oleh beberapa ahli, terutama bedah saraf.
Percobaan itu antara lain meliputi pemisahan otak kepala mnyet
dari tubuhnya. Otak itu ternyata bisa dipertahankan dalam
keadaan berfungsi baik sampai 12 jam lamanya dengan bantuan
sistem jantung dan paru-paru. Sedangkan kalau otak itu
dihubungkan dengan batang tubuh kera lain, malahan bisa hidup
terus selama beberapa hari. Lantas dari percobaan-percobaan yang
memakan waktu lebih dari 10 tahun itu, White dan teman sejawat
beranggapan pencangkokan kepala pada manusia pun sudah bisa
dimulai.
Dua Kepala
White sebenarnya tidak sendirian dalam merintis pekerjaan yang
bakal menggemparkan ini. Para ahli di Jepang juga melakukan
berbagai percobaan secara terpisah. Pada tahun 60-an Sekolah
Kedokteran Kobe di Jepang berhasil memisahkan otak kucing. Otak
itu kemudian bisa dibuat tetap berfungsi dengan jalan memompakan
"secara paksa" aliran darah ke sana. Bahwa alat untuk berpikir
itu masih bisa bekerja, sekalipun sudah terlempar dari induknya,
dibuktikan dengan adanya aktivitas getaran listrik yang
tertangkap dari situ.
Orang-orang Rusia sekitar tahun itu mengumumkan pula prestasi
mereka. Para ahli bedah saraf negara itu katanya telah berhasil
mencangkokkan sebuah kepala baru pada seekor anjing. Kemudian
dipertontonkan sebuah foto dari seekor anjing yang kelihatan
amat tersiksa dengan lehernya yang dihimpit dua buah kepala.
Dalam percobaan di Uni Soviet itu para ahli tidak memenggal
kepala si anjing yang jadi recipient (penerima) tapi membiarkan
kepala aslinya.
Kepala anjing si penerima tidak dipotong untuk memperkecil daya
tolak tubuh si anjing terhadap organ yang dicangkokkan. (Ahli
cangkok jantung Christiaan Barnard bertahun-tahun kemudian juga
menempuh cara ini. Ahli jantung dari Afrika Selatan itu tetap
membiarkan jantung yang lama berada di tempatnya berdampingan
dengan yang baru, selama 3 bulan. Kalau memang tidak terjadi
penolakan tubuh terhadap organ baru itu, maka jantung yang sakit
barulah diangkat).
Barbar
Pelaksanaan cangkok kepala ini nampaknya sangat mengerikan.
Bayangkan, otak yang sudah terpisah dari badan itu masih akan
menanggung rasa perih yang luar biasa sebagai akibat dari
operasi pemisahannya. Percobaan di Jepang membuktikan pula,
sekalipun otak sudah dipisahkan, (di sini hanya otak yang
dipisahkan) mata kucing percobaan masih menunjukkan reaksi
terhadap sinar beberapa jam setelah operasi. Otot-otot sekitar
kepala binatang itu pun masih kelihatan kelojotan.
Robert White dari Ohio tidak menjelaskan dari mana ia akan
mendapat donor dan si penerima. Mungkin dari dua orang yang
kecelakaan. Seorang misalnya pecah kepalanya dan seorang lagi
hancur batang tubuhnya. Tapi nampaknya demonstrasi tentang
keahlian dan keberaniannya ini tak bakal terlaksana. Gereja (ia
sendiri beragama Roma Katolik) menentang dan hukum belum
memperkenankan. American Medical Association, ikatan dokter di
AS, juga menghambat niat gilanya itu. Karena mengawinkan kepala
seseorang dengan tubuh orang lain dianggar perbuatan yang tak
blsa diterima dan tak berguna samasekali. "Ini pekerjaan yang
tidak etis," sambut ahli cangkok jantung Christiaan Barnard.
Penulis khusus masalah kedokteran Henri Jordan dalam tulisannya
di Guardian, Inggris, bukan saja menentang cangkok kepala yang
akan menteror masyarakat itu, ia malahan menyerukan supaya
pemerintah melarang dilanjutkannya percobaan-percobaan terhadap
binatang yang sudah berjalan selama 20 tahun. Hukum harus
melarang perbuatan barbar ini, katanya, sebelum para ahli
menyiarkannya secara terbuka kepada umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini