DI tengah-tengah kita sekarang telah hadir beberapa orang anak
yang lahir secara luar biasa. Usianya sekitar 3 tahun. Mereka
bukan anak zina, sekalipun ayahnya memang tetap akan gelap.
Sebab proses penghamilan ibunya melalui inseminasi buatan donor.
Artinya indung telur si ibu dibuahi oleh sperma seseorang donor
yang tak dikenal.
Haramkah perbuatan itu? Dalam diskusi panel tentang inseminasi
buatan yang diselenggarakan Seksi Spiritual Senat Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pertengahan September,
dr. H Ali Akbar, Ketua Pusat Studi Islam Sekolah Tinggi
Kedokteran Yarsi, sambil mengutip surah Al Baqarah mengatakan
yang halal adalah inseminasi buatan dengan pemberian sperma
suami sendiri. Fatwa Majlis Kesehatan dan Syura' Departemen
Kesehatan pun hanya membolehkan inseminasi buatan suami dan
melarang yang donor.
Para dokter nampaknya berhadapan dengan pilihan yang sulit.
Sebab dari sekitar 3 juta pasangan tidakk subur di Indonesia ini
40% kelainan terletak pada istri, 40% pada suami sedang 20% lagi
dari sebab-sebab yang belum diketahui.
Jika sperma suami tak mampu membuahi telur karena berbagai
kelainan mungkin bisa ditolong dengan inseminasi buatan dari
sang suami. Tapi kalau sperma sang suami kosong, tak ada jalan
lain kecuali inseminasi buatan dari donor. Apalagi kalau
pasangan tersebut 'ngotot' untuk punya keturunan.
Mungkin tak banyak ahli kandungan yang berani menolong pasangan
dengan suami yang kosong dan istri yang bertelur subur. Sudraji
Sumapraja, 44 tahun, yang bulan Januari 1980 meraih gelar Dokter
, diam-diam sejak tahun 1976 telal berulangkali melakukan
inseminasi buatan donor. "Kita tak bisa memulai sesuatu dengan
menunggu persetujuan dari semua pihak. Selalu harus ada seorang
pelopor," kata Sudraji yang menjabat Kepala Klinik Raden Saleh,
Sub Bagian Reproduksi Manusia, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Dalam diskusi panel di UI, Sudraji belum mengetengahkan hasil
pekerjaannya selama 4 tahun itu. Tetapi dia menyatakan kalau toh
ada yang minta pertolongan dengan inseminasi donor akan dia
lakukan. Kepada wartawan TEMPO dia berterus terang akan
mengungkapkan jumlah dan seluk beluk pertolongannya itu
dalam Kongres Ahli Kebidanan dan Kandungan yang akan berlangsung
di Bandung 2 tahun mendatang.
Anak dan kedua orang tua serta sang donor tetap dirahasiakan
oleh Sudraji. Donornya sendiri kenalan baik Sudraji. Ada
beberapa donor yang setiap kali dibutuhkan siap membantu
Sudraji. Bentuk badan seperti tinggi, mata, golongan darah dan
suku dari donor dicatatnya. Hingga kalau diperlukan bisa segera
dipanggil. Kepada siapa sperma disumbangkan si donor, itu juga
rahasia. "Dia hanya boleh muncul di muka pintu kamar praktek
saya untuk menyerahkan sperma," katanya.
Dokter yang juga menjadi dosen FKUI itu merasa prihatin melihat
begitu besarnya jumlah pasangan tak subur di Indonesia. Dan
begitu banyak di antara mereka yang mendambakan anak. "Sebagian
dari mereka memang tidak menerima inseminasi donor tapi sebagian
lagi menerimanya. Mengapa dunia kedokteran Indonesia tidak
melayani yang menerima inseminasi dari donor ini?" ulasnya.
Angka keberhasilan inseminasi buatan donor ini menurut catatan
Sudraji tinggi sekali. "Karena donor yang kita cari adalah donor
yang terbagus. Untuk seorang istri yang sehat. Sedangkan
inseminasi buatan suami sendiri rendah. Karena di antara
pasangan itu dari dulu sudah terjadi inseminasi tapi gagal terus".
Dia mengemukakan angka keberhasilan inseminasi buatan suami
sendiri sekitar 30% saja. Sedangkan sukses inseminasi donor
tergantung angka waktu pertolongan. Dalam masa 3 bulan misalnya
lebih 50% sudah berhasil hamil. "Yang terakhir, baru-baru ini
saja, begitu sperma dimasukkan sudah hamil," kisah Sudraji
Sumapradja.
Mereka yang mendapat pertolongan dari Sudraji adalah pasangan
yang sudah 3 sampai 5 tahun kawin berusia di atas 30. Sudah
berusaha ke ujung dunia, tapi tak berhasil mendapatkan anak. Dia
bahkan mensinyalir adanya suami yang sengaja membiarkan istrinya
bergaul dengan anak-anak muda, karena dia tahu spermanya kosong.
"Buat mereka ini lebih baik memilih inseminasi donor daripada
melacurkan diri untuk mendapatkan anak," katanya.
Beban Mental
Ia menceritakan bahwa permintaan inseminasi buatan dari donor
ini boleh dikatakan datang tiap hari ke meja prakteknya. Malahan
ada pasangan yang mengajukan permintaan yang asing. "Saya ingin
donor dari bangsa lain, supaya anak saya lebih pintar," kata
sepasang pasien kepada Sudraji. "Nah ini 'kan permintaan aneh,
mereka kira ada sperma super," tukas Sudraji.
Soal kebahagiaan pasangan yang mendapat anak dari sperma donor
ini menurut Sudraji terjamin. Ia melihat sendiri suami-suami itu
menunggu istrinya seperti ayam jago yang sedang menunggu ayam
betina sedang bertelur.
Perkara beban mental yang bakal dihadapi anak itu kelak kalau
dewasa juga tak dicemaskan ahli kandungan ini. "Kalau kita ingin
membina anak itu menjadi orang yang baik, mengapa harus
mengatakan apa yang terjadi. Jiwa orang kita tidaklah sejelek
yang disangka. Lihatlah misalnya betapa orang mau memungut anak
hanya sekedar untuk menghindarkan anak itu sebagai anak hasil
perkosaan," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini