Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Sinyal Tubuh Kekurangan Protein, Sering Sakit sampai Tulang Rapuh

Kekurangan protein dapat berdampak buruk bagi kesehatan secara keseluruhan. Berikut 10 tanda tubuh kekurangan protein.

23 Januari 2024 | 22.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar diet olahraga di Amerika Serikat, Destini Moody, menyebut 10 tanda yang dapat dijadikan peringatan orang kekurangan protein. Protein memang nutrisi penting untuk membangun massa otot, menjaga berat badan yang sehat, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena fungsinya yang penting untuk manusia, kekurangan protein tentu berdampak buruk bagi kesehatan secara keseluruhan. Berikut 10 tanda tubuh kekurangan protein menurut Moody, dilansir dari Eatthisnotthat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sulit membentuk otot
"Banyak orang mencoba menambah massa otot berfokus pada penambahan berat badan dengan mengonsumsi kalori sebanyak mungkin. Namun, Anda mungkin akan frustrasi dan justru menjadi gemuk karena tanpa protein yang cukup dalam kalori tersebut. Anda juga akan melihat kekuatan menurun atau tidak meningkat jika tidak mengonsumsi cukup protein," kata Moody.

Penelitian menunjukkan mengonsumsi antara 1,6-2 gram protein per kilogram berat badan adalah optimal bagi yang ingin membentuk otot.

Sering sakit
Jika sering pilek atau merasa tidak enak badan, bisa jadi sistem kekebalan tubuh bekerja di tingkat yang tidak optimal karena asupan protein yang tidak mencukupi. "Banyak orang tidak tahu antibodi, molekul dalam sistem kekebalan tubuh yang melawan penyakit, adalah protein," jelas.

Selalu merasa lelah
"Ketika tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh perlu mendapatkan asam amino. Jadi, tubuh mulai memecah massa otot untuk memenuhi kebutuhan protein. Ketika otot yang hilang cukup banyak, hal ini menyebabkan kelemahan dan Anda merasa lelah terus-menerus," kata Moody.

Perubahan suasana hati 
Perubahan suasana hati bisa menjadi indikator kekurangan protein yang mempengaruhi produksi neurotransmitter, zat kimia yang memungkinkan komunikasi antara sel-sel otak untuk menyeimbangkan suasana hati.

"Kekurangan protein dapat menyebabkan Anda makan terlalu banyak karbohidrat, dan gula darah yang naik turun dapat membuat Anda membentak teman dan kolega berkali-kali tanpa alasan yang jelas. Protein juga membentuk beberapa neurotransmitter di otak yang mengontrol suasana hati. Jadi, ketika asupan protein rendah, suasana hati pun ikut terpengaruh,” tambahnya.

Rambut dan kuku rapuh
Rambut dan kuku terdiri dari keratin, protein struktural yang butuh asam amino. Jika tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh tidak dapat memproduksi keratin yang cukup untuk pertumbuhan, kekuatan, dan pemeliharaan rambut dan kuku yang tepat.

Selalu lapar
Penelitian menunjukkan protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan, yang berarti membuat orang merasa kenyang lebih lama dan membantu mengurangi rasa lapar. "Memasukkan protein ke dalam sebagian besar makanan dan camilan adalah strategi yang bagus untuk merasa kenyang sepanjang hari," papar Moody.

Anemia
Meski sering dikaitkan dengan zat besi, anemia juga dapat disebabkan kurangnya asupan protein dalam makanan. Hemoglobin, yang sangat penting untuk aliran oksigen, bergantung pada protein untuk sintesisnya.

Kehilangan massa otot
Meski kehilangan massa otot adalah proses penuaan alami, hal ini juga dapat menandakan asupan protein yang tidak memadai. Latihan kekuatan yang teratur butuh asupan protein yang stabil setiap hari untuk membentuk otot. Penelitian menunjukkan mengonsumsi 25-30 gram protein berkualitas tinggi yang tersebar merata sepanjang hari adalah cara ideal untuk membangun dan mempertahankan massa otot.

Sulit menurunkan berat badan
Jika berat badan tak kunjung turun, tidak cukup protein bisa jadi penyabotase upaya penurunan berat badan. Menurut Sekolah Kedokteran Harvard, protein memiliki efek panas yang tinggi, yang berarti butuh lebih banyak kalori untuk dibakar selama proses pencernaan daripada karbohidrat atau lemak.

"Ketika beberapa orang tidak mengonsumsi cukup protein, mereka mungkin akan merasa lebih lapar atau kurang kenyang, yang berakibat pada konsumsi makanan berkalori tinggi lain yang lama-kelamaan bisa menyebabkan kenaikan berat badan," jelas Moody.

Tulang rapuh
"Protein tidak hanya penting untuk otot tapi juga kesehatan tulang," ujar Moody. Menurut American Society for Nutrition, beberapa penelitian menunjukkan asupan protein yang lebih tinggi dapat meningkatkan kepadatan tulang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus