Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Suhu di Tanah Suci Capai 40 Derajat Celcius, Ini yang Perlu Disiapkan Jemaah Haji

Jemaah haji asal Indonesia memakai tabir surya ketika di Tanah Suci mengingat cuaca panas yang bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celcius.

12 Mei 2024 | 13.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Palembang, menaiki tangga pesawat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, 12 Mei 2024. Sebanyak 450 jamaah calon haji asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan Palembang diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta jemaah haji asal Indonesia menggunakan tabir surya ketika di Tanah Suci mengingat cuaca panas yang bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celcius dalam beberapa hari terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jemaah dapat memakai tabir surya dengan SPF yang sesuai untuk menghindari sengatan panas," kata Kepala Seksi Lansia, disabilitas dan PKP3JH Daker Madinah, dr. Leksmana Arry Chandra, di Madinah, Sabtu, 11 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan menggunakan tabir surya sebagai upaya agar kulit tidak terbakar selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, terutama saat beraktivitas di siang hari. Bahkan, semakin mendekati puncak haji cuaca akan lebih panas. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk mencegah sengatan panas atau heatstroke.

Leks membagikan sejumlah saran agar jemaah haji terhindar dari heatstroke. Pertama sering minum air putih yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.

"Ke mana-mana saya sarankan untuk membawa air putih. Bisa dibuat spray untuk mendinginkan kepala atau badan, bisa juga untuk minum para jemaah," jelasnya.

Hindari area berpolusi
Langkah kedua yang dapat dilakukanjemaah haji yakni memakai pakaian yang longgar, tidak terlalu sempit, dan berwarna cerah untuk menghindari serangan panas. Ketiga, menghindari area-area yang polusinya dinilai tinggi seperti yang terdapat pembangunan. Pasalnya, debu halus dapat terhirup secara tidak disadari, juga polusi udara akibat arus lalu lintas yang padat saat musim haji.

"Maka dari itu saya meminta untuk menggunakan masker, baik masker medis maupun kain karena polusi bisa mengakibatkan terjadinya gangguan saluran pernapasan atas atau ISPA," paparnya.

Apabila jemaah haji merasa badannya tidak enak maka segera konsultasikan ke petugas kesehatan. Di setiap hotel ada petugas kesehatan yang bersiaga 24 jam.

"Juga membawa obat-obatan anti-alergi yang cocok atau yang sesuai dengan para jemaahnya. Namun apabila sudah atau tidak tertangani bisa dikonsultasikan ke petugas kesehatan kloter masing-masing," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus