Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUDIK menjelang Lebaran sudah menjadi tradisi orang Indonesia. Kementerian Perhubungan memprediksi ada 28,99 juta orang yang kembali ke kampung halaman pada Lebaran tahun ini, baik yang menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.
Selama mempersiapkan perjalanan, banyak orang yang hanya berfokus bagaimana sampai ke tempat tujuan ketimbang mempersiapkan kondisi kesehatan selama perjalanan. Padahal ada bahaya yang mengancam para pemudik. Salah satunya dehidrasi. "Dehidrasi dapat berakibat fatal," kata dokter spesialis gizi klinik Luciana Sutanto, Kamis pekan lalu.
Dehidrasi yang ringan, menurut dia, bisa menyebabkan pusing, melayang, pening, rasa lelah, mulut dan mata kering, serta air kencing sedikit. Kalau dehidrasi menjadi lebih berat, akan berdampak rasa lelah yang berat, gangguan konsentrasi, pusing yang terus-menerus, kencing tak keluar sampai delapan jam, denyut nadi lemah, kejang, dan kesadaran menurun. Karena itu, kebutuhan cairan tubuhmesti dipenuhi.
Menurut Luciana, kebutuhan rata-rata cairan untuk orang dewasa sehat adalah delapan gelas per hari. Jika perjalanan relatif lama dan menyebabkan sangat berkeringat, seperti perjalanan yang dilakukan pada cuaca panas, tentu kebutuhan cairan meningkat. Namun penelitian pada 2015 menunjukkan 18,3 persen orang Indonesia hanya mengasup minuman kurang dari 75 persen kebutuhan. Selain itu, terkadang saat melakukan perjalanan yang lama, orang biasanya justru mengurangi minum karena khawatir sering berkemih.
Untuk menghindari dehidrasi, dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi Ari Fahrial Syam menyarankan, jika perjalanan perlu menempuh waktu lebih dari setengah hari, lebih baik memilih waktu mudik pada malam hari. Selain udaranya lebih dingin dan bisa minum kapan saja karena sudah berbuka puasa, perjalanan biasanya memakan waktu lebih singkat lantaran belum banyak titik kemacetan. "Macet itu kan biasanya disebabkan oleh pasar tumpah," ujarnya.
Namun, kalau baru bisa mudik setelah subuh, Ari mengingatkan agar tak lupa mengecek kondisipenyejuk udara mobil bagi yang mudik dengan kendaraan pribadi untuk mengurangi rasa panas karena terik matahari.Untuk orang yang tetap ingin berpuasa selama perjalanan, dia mengingatkan agar mencukupi kebutuhan minum semenjak berbuka sampai sahur. Jangan lantaran karena berpuasa asupan cairan jadi berkurang.
Selain itu, kapan pun waktu perjalanannya, jangan lupa membawa air cukup banyak. Pengalaman tahun lalu, banyak orang menderita sakit karena tak membawa air yang cukup saat terjebak kemacetan di pintu keluar jalan tol Brebes Timur. "Belajar dari pengalaman di Brexit, salah satu penyebabnya adalah dehidrasi," kata Ari.
Cairan yang dikonsumsi cukup air putih, tak perlu air yang mengandung elektrolit. Menurut Ari, air kemasan yang mengandung elektrolit mengandung garam dan gula. Untuk orang yang menderita hipertensi, mengkonsumsi cairan seperti ini tak dianjurkan. Sebab, kandungan garam di dalamnya bisa menyebabkan tensi darah gampang naik. Selain itu, jika sudah telanjur mengalami dehidrasi akibat cairan tubuh yang menguap karena panas, mengkonsumsi air yang mengandung elektrolit justru tak disarankan.
Menurut Ari, ada kondisi yang memang disarankan mengkonsumsi cairan elektrolit, misalnya setelah berolahraga yang mengeluarkan keringat cukup banyak, seperti lari, atau karena diare. Keadaan itu membuat elektrolit dalam badan juga keluar bersama cairan yang dikeluarkan tubuh.
Namun, jika keringat yang keluar karena duduk di tempat yang panas atau cairan tubuh menguap lantaran berada di tempat berpenyejuk udara, elektrolit yang ikut keluar bersama penguapan cairan dari tubuh tak banyak. Akibatnya, kandungan elektrolit cenderung lebih pekat dalam darah. "Sehingga yang kita butuhkan adalah air putih, bukan elektrolit," ucap Ari.
Selain itu, hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat membuat tubuh sering berkemih, misalnya kopi dan teh yang terlalu pekat. Minuman ini bisa membuat orang lebih gampang pipis karena sifat diuretiknya akan menarik cairan untuk keluar, sehingga berpotensi menyebabkan dehidrasi. Juga makanan yang berasa asin, seperti keripik dan gorengan. Kandungan natrium di dalamnya juga bisa menarik cairan keluar.
Alih-alih mengkonsumsi makanan yang malah berpotensi membuat dehidrasi, Ari menyarankan agar lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Dua makanan ini terbukti menyimpan cairan sehingga membuat tubuh tak gampang mengalami dehidrasi.
Luciana Sutanto mengingatkan, agar tubuh tetap sehat dan segar saat mudik, minum dan makanlah dengan cukup dan terjadwal. Caranya dengan bersiap bekal makanan atau membuat jadwal untuk membeli di restoran.Ini perlu dilakukan karena terkadang waktu makan jadi terlewat lantaran mencari tempat makanan yang diinginkan. Padahal waktu tempuh perjalanan bisa tak terprediksi, misalnya karena kemacetan panjang.
Kementerian Kesehatan menyediakan 913 pos layanan kesehatan di sepanjang jalur mudik. Jika ada keadaan darurat kesehatan, Kementerian Kesehatan menyediakan layanan yang bisa dihubungi bebas pulsa lewat nomor telepon 119.
Nur Alfiyah
Menurut Luciana Sutanto, Dehidrasi yang ringan bisa menyebabkan pusing, melayang, pening, rasa lelah, mulut dan mata kering, serta air kencing sedikit. Kalau dehidrasi menjadi lebih berat, akan berdampak rasa lelah yang berat, gangguan konsentrasi, pusing yang terus-menerus, kencing tak keluar sampai delapan jam, denyut nadi lemah, kejang, dan kesadaran menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo