Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2023 di Indonesia, angka kematian akibat penyakit jantung atau kardiovaskular mencapai lebih dari 600 ribu jiwa per tahun. Sementara itu untuk Jakarta, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan dokter yakni sebesar 1,9 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis jantung dan pembuluh darah Adelin Dhivi Kemalasari mengungkapkan risiko penyakit jantung meningkat seiring pertambahan usia perempuan dan pengaruh estrogen yang menurun. "Seiring bertambahnya usia dan memasuki masa menopause kadar estrogen menurun, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung," kata Adelin, Jumat, 7 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Estrogen adalah hormon utama yang diproduksi ovarium dan memiliki efek protektif pada sistem kardiovaskular, seperti melindungi pembuluh darah, menjaga kadar kolesterol, antiperadangan, membantu melindungi dinding pembuluh darah dari kerusakan dan peradangan, serta mengatur metabolisme.
Seiring bertambahnya usia, kadar estrogen menurun. Karena itu, wanita sebaiknya melakukan pencegahan sedini mungkin seperti melakukan pola makan yang sehat, olahraga teratur, menghindari rokok dan alkohol, serta rutin melakukan cek kesehatan. Menurutnya, wanita dan juga pria perlu memperhatikan kesehatan jantung, salah satunya karena gejala yang sering tidak terdeteksi.
Gejala berbeda dari laki-laki
Gejala penyakit jantung pada perempuan sering kali berbeda dari laki-laki dan cenderung lebih samar, seperti kelelahan, sesak napas, atau nyeri di bagian tubuh tertentu. Hal ini yang menyebabkan banyak kasus terlambat terdiagnosis. Selain itu, kebiasaan seperti merokok, makan makanan tinggi lemak, dan kurang olahraga semakin meningkatkan risiko penyakit jantung.
Karena itu, pemerintah menekankan pentingnya pencegahan dan skrining kesehatan gratis untuk mengurangi kematian akibat penyakit kardiovaskular. Salah satu program skrining gratis yang bisa dimanfaatkan yakni Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang dimulai pada 10 Februari 2025.
Khusus di Jakarta, sebanyak 44 puskesmas siap melayani warga yang ingin memeriksa kesehatan dalam program PKG. Pemerintah Provinsi Jakarta menargetkan jumlah warga yang diperiksa melalui PKG sesuai pendaftaran lewat aplikasi Satu Sehat dan yang mendaftar secara daring melalui JakSehat yakni 522.000 pengguna aktif.