Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tanamkan Nilai Kejujuran pada Anak sejak Kecil untuk Cegah Korupsi

Nilai kejujuran harus diterapkan sejak kecil dan orang tua juga harus berusaha menerima yang dilakukan anak secara jujur.

5 Desember 2024 | 20.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi orang tua bicara dengan anak. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis anak Ratih Zulhaqqi mengatakan perlu ada penerapan nilai kejujuran dalam keluarga untuk menanamkan pendidikan antikorupsi pada anak sejak dini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Misalnya dia berani mengakui kesalahan, kemudian ketika dia berbuat salah kita coba menerima dulu apa yang dia lakukan terus mencari jalan keluar. Jadi, enggak judgment yang dilakukan di awal supaya anak itu berani melakukan sesuatu dengan jujur, berani mengakui kesalahannya,” kata Ratih, Kamis, 5 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan nilai kejujuran harus diterapkan sejak kecil dan orang tua juga harus berusaha menerima yang dilakukan anak secara jujur. Selain itu, perlu juga ditanamkan untuk menghargai hak milik dan tidak memaksa untuk meminjam jika tidak diizinkan orang lain.

“Jadi, ada hal-hal yang memang diberikan pemahaman ke anak bahwa kepemilikan itu penting, kita harus minta izin dan kalau yang bukan milik kita enggak boleh diambil sembarangan,” ujarnya.

Ajarkan dampak korupsi
Psikolog di RS Mitra Keluarga ini mengatakan orang tua bisa mengajarkan kepada anak tentang dampak negatif korupsi dengan cara pengajaran yang sesuai  perkembangan usia anak. Misalnya dengan slide bergambar atau buku yang menarik. 

Orang tua juga perlu membekali diri dengan pemahaman korupsi sehingga bisa memberi contoh konkret kepada anak agar lebih mudah dipahami bahwa ada konsekuensi ketika melakukan korupsi. Misalnya mencontohkan tindakan korupsi secara sederhana yang dilakukan sehari-hari, seperti menyontek, korupsi waktu, yaitu ketika anak pulang tidak tepat waktu saat diminta pulang pada waktu tertentu, atau korupsi uang ketika tidak melaksanakan amanah untuk bersedekah.

“Bahwa ada konsekuensi dari perilaku yang dilakukan, mungkin kalau dapat kesenangan, kesenangannya sesaat tapi lebih banyak konsekuensinya. Orang tua bisa sering bicara sama anak tentang hal tersebut,” jelas Ratih.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus