Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JANGAN tunggu sakit untuk mengetahui ada kanker. Laboratorium Prodia sejak awal November ini bisa mendeteksi 12 jenis kanker sekaligus, dengan Biomarkers C-12 Protein Chips. ”Ini kemajuan, biasanya deteksi kanker satu-satu,” ujar Manajer Komunikasi Prodia, Ampi Retnowardani.
Biomarkers C-12 ini merupakan sistem protein chip untuk mendeteksi beberapa jenis tumor. Tumor itu bisa dilihat dari tandanya (tumor marker), yaitu substansi atau zat yang dikeluarkan sel tumor atau bagian tubuh lainnya sebagai respons terhadap adanya pertumbuhan sel tumor.
Potensi kanker, menurut dokter Agus Kosasih, penanggung jawab laboratorium patologi Rumah Sakit Khusus Kanker Dharmais, Jakarta, ada dalam diri setiap manusia. Tak mengherankan jika dalam laporan terbaru Pusat Kanker Dunia, The International Agency for Research on Cancer 2010, kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. ”Tingginya angka kematian akibat kanker disebabkan pasien terlambat memeriksakan diri,” ujarnya.
Di Indonesia saat ini, berdasarkan riset dinas kesehatan 2007, prevalensi tumor 4,3 per seribu penduduk. Kanker adalah penyebab kematian nomor tujuh, setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, melahirkan, dan diabetes. Menurut Agus, di Rumah Sakit Dharmais saat itu kecenderungan pengidap penyakit kanker semakin muda. Mulai banyak pasien yang terkena kanker payudara dan serviks pada usia 30 tahun. ”Biasanya perempuan di atas 40 tahun dan pria di atas usia 50 tahun,” ujarnya.
Agus menduga pola hidup dan lingkungan tidak sehat menjadi penyebab utamanya. Seperti kurang olahraga, tidur, makan makanan tidak sehat, kurang serat, merokok, minum alkohol, dan polusi udara.
Kanker terjadi karena pertumbuhan sel secara abnormal, tak terkendali, yang menginvasi organ lain sehingga menyebabkan gangguan yang disebut metastasis. Dalam keadaan biasa, menurut Agus, keberadaan kanker tak dapat dirasakan. Nah, di sinilah Biomarkers C-12 bekerja memberikan tanda.
Tak seperti pemeriksaan kanker sebelumnya yang memerlukan banyak darah, dengan Biomarkers C-12 hanya perlu dua sentimeter kubik darah. Beberapa jenis kanker yang bisa dideteksi lewat sistem baru ini antara lain kanker hati, paru, lambung, kolorektal, payudara, ovarium, pankreas, rahim, testis, kandung kemih, prostat, tiroid, esofagus, serta endometrium.
Darah diperiksa dengan panel protein chip, sepekan kemudian hasilnya bisa diketahui. Kenapa seminggu? ”Karena darah yang diperiksa dikirim ke Malaysia tiap Senin dan Kamis,” ujar Ampi. Memang, untuk pemeriksaan ini, Prodia bekerja sama dengan HSC Medical Centre, yang berpusat di Kuala Lumpur. ”Alatnya masih mahal sekali,” katanya.
Bila hasil tesnya positif, harus dilanjutkan dengan pemeriksaan lain. ”Namun, bila negatif, belum tentu juga pasien bebas kanker,” katanya.
Nah, ini penting dicatat. Menurut Agus, penggunaan tumor marker dalam pemeriksaan Biomarkers C-12 ini tak bisa dipakai untuk diagnosis. ”Karena sifat kanker yang unik dan rumit. Diagnosis kanker harus melewati beberapa pemeriksaan, mulai periksa darah, CT-scan, anamnesis, dan banyak lagi, sebelum sampai pada kesimpulan kanker,” ujarnya.
Selain untuk pemeriksaan kesehatan pada orang sehat, teknologi Biomarkers C-12 ini, menurut Agus, bisa untuk mendeteksi pasien kanker yang sudah menjalani operasi, kemoterapi, atau radiasi. ”Agar waspada, mungkin sel tumornya tumbuh lagi,” katanya.
Di Malaysia, menurut Ampi, pemeriksaan Biomarkers C-12 ditujukan untuk skrining pada populasi orang sehat, kelompok risiko tinggi, di perusahaan-perusahaan untuk check up karyawan dan perusahaan asuransi. Agus menyarankan, seseorang sebaiknya melakukan cek kesehatan minimal setahun sekali, termasuk skrining kanker. ”Untuk yang berusia 40 tahun, minimal enam bulan sekali,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo