Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit masyarakat yang memiliki gaji tidak tetap. Sebut saja para freelancer hingga pengusaha, seluruhnya pasti mendapatkan penghasilan sesuai dengan kinerja bulanan mereka. Nah, bagaimana mengatur keuangan orang-orang dengan upah demikian?
Independent financial planner dari Financialku.com Shierly pun mengimbau agar mereka selalu menghitung rata-rata penghasilan terlebih dahulu. Ini didapat dari penghasilan dalam setahun yang dibagi 12 bulan. “Angka tengahnya ini bisa menjadi standar gaji Anda,” katanya saat ditemui di kantor Tempo Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2020.
Setelah mengetahui standar gaji, seseorang pun diminta untuk membuat daftar kebutuhan dan keperluan bulanan beserta dengan biayanya. Diharapkan, nominalnya kecil. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi gaji terkecil yang mungkin didapat. “Kalau bisa digunakan sesedikit mungkinlah. Supaya kalau kerjaan sedang kurang bagus, tetap bisa bertahan hidup,” katanya.
Shierly juga berharap agar pengeluaran yang minim itu tetap dilakukan meski menerima gaji besar. Maksudnya agar uang yang bisa disimpan dan investasikan lebih besar. Berbicara tentang investasi sendiri, ia menyarankan untuk berinvestasi dengan nominal setinggi mungkin. “Kalau tadi pengeluaran kita minim, sekarang untuk investasi yang besar. Karena investasi bisa melipatgandakan uang kita,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun investasi yang disarankan tidak sekedar pada satu instrumen, namun banyak. Misalnya reksadana, saham dan deposito. Menurut Shierly, ini sangat baik untuk dilakukan karena keuntungan dari tiap instrumen berbeda. “Ada investasi yang risikonya kecil, sedang dan besar. Begitu pula dengan keuntungan yang kecil, sedang dan besar. Agar bisa mendapatkan cuan secara maksimal, lebih baik dibagi pada ketiganya,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini