Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Remaja Rawan Penyakit Menular Seksual
Sedikitnya satu dari empat remaja menderita penyakit menular seksual. Temuan ini diumumkan Dr John Douglas, Direktur Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Menular, Chicago, Amerika Serikat, Selasa pekan lalu.
Studi dilakukan terhadap hampir seribu gadis berusia 14-19 tahun pada 2003-2004. Hampir separuh responden menyatakan telah berhubungan seks. Selebihnya mengaku pernah melakukan seks oral. Sebagian besar responden terbukti mengidap human papillomavirus, virus penyebab kanker rahim dan kemandulan. Selebihnya ada yang terinfeksi bakteri chlamydia, trichomoniasis, dan herpes simplex, penyebab penyakit kelamin.
Menurut Dr Margaret Blythe dari Indiana University School of Medicine, tingginya angka penyebaran penyakit menular seksual ini, antara lain, disebabkan oleh kurangnya kesadaran anak-anak muda melakukan tes medis dan pencegahan lantaran mereka tak mengidap penyakit apa pun. Untuk dimaklumi, ini memang kejadian di AS, tapi bisa juga menjadi peringatan di sini.
Polusi Membikin Bodoh
Udara kotor tidak hanya mengakibatkan sesak napas dan sakit tenggorokan, tapi juga bisa membuat otak bebal. Demikian hasil penelitian tim dari Zuyd University, Belanda, yang dipublikasikan di jurnal Particle and Fibre Toxicology dan dikutip BBC Health, Kamis pekan lalu.
Para peneliti melakukan studi terhadap sepuluh sukarelawan. Mereka ditempatkan di ruang berudara bersih, lalu dipindahkan ke ruang yang berisi udara buangan mesin diesel. Ketika diperiksa dengan electroencephalograph, mereka yang keluar dari ruang terpolusi itu menunjukkan tanda-tanda stres. Sel-sel otak melemah dan terganggu saat memproses informasi. Efek ini berlanjut sampai mereka meninggalkan ruangan.
Memang selama ini para ilmuwan telah mengetahui nanoparticle yang terhirup dari udara kotor bisa mencapai otak. Namun baru kali ini terbukti udara tercemar bisa mempengaruhi kerja otak. ”Efek jangka panjangnya bisa menyebabkan fungsi otak tidak normal,” kata Paul Borm, salah satu peneliti.
Asam Urat Penyakit Turunan
Selama ini, penyakit asam urat selalu dikaitkan dengan gaya hidup, terutama pilihan makanan tak sehat. Namun studi terbaru MRC Human Genetics Unit, Edinburgh, Skotlandia, menunjukkan asam urat lebih disebabkan oleh faktor genetik. Ini dibuktikan studi genetik terhadap lebih dari 12 ribu orang di Inggris, yang dipublikasikan di jurnal Nature Genetics pekan lalu.
Pada tubuh orang sehat, uric acid (asam urat)—hasil buangan tubuh di dalam darah—dibuang ginjal dan keluar lewat urine. Namun, bagi orang tertentu, ginjal mereka tak berfungsi baik sehingga darah mengkristal di sendi, yang mengakibatkan bengkak, kaku, dan nyeri.
Menurut penelitian ini, ketidakmampuan ginjal lebih dipicu faktor genetik. Gen inilah yang membuat tubuh kesulitan membuang asam urat dari darah. Nah, pola makan tak sehat menjadi faktor yang memperparah.
Harapan bagi Pasien Batu Ginjal
Boston University, Amerika Serikat, memberikan alternatif baru bagi penderita batu ginjal. Gumpalan di ginjal kini bisa dihancurkan dengan bakteri Oxalobacter, yang secara alami diproduksi tubuh manusia. Efektivitasnya mencapai 70 persen. Temuan ini ditulis di Journal of the American Society of Nephrology bulan lalu.
Lebih dari 80 persen komponen batu ginjal terdiri atas calcium oxalate. Bakteri Oxalobacter—yang dimiliki orang dewasa normal—mampu memecah oxalate dan membuangnya lewat saluran pencernaan. Derek Machin, Direktur Bagian Urologi University Hospital Aintree, Inggris, menyatakan ini merupakan temuan penting. Selama ini, batu ginjal harus dihancurkan dengan gelombang kejut (shock waves) dan dialirkan melalui saluran urine sehingga menyebabkan pasien kesakitan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo