Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keseleo dan Salah Urat Bisa Mematikan
Jangan sepelekan keseleo dan salah urat. Dua jenis kecelakaan kecil itu bisa mengakibatkan penggumpalan darah dan kemungkinan bisa mematikan. Ini adalah hasil penelitian terbaru dari Universitas Leiden, Belanda. Kesimpulan peneliti menyatakan sekitar 8 persen kasus penggumpalan darah terjadi akibat cedera kecil pada kaki.
Bagaimana itu bisa terjadi? Kaki erat terkait dengan mobilitas tubuh. Sedikit cedera kaki sudah bisa mempengaruhi pergerakan tubuh—tidak seperti cedera pada bagian tubuh lainnya. ”Inilah yang menjelaskan meningkatnya risiko penggumpalan darah,” kata Frits R. Rosendaal, salah satu peneliti, seperti dikutip situs CBS News, Selasa pekan lalu. Risiko ini meningkat bila seseorang sudah berumur dan menderita obesitas.
Lokasi Otak Pemicu Rasa Lapar
Tahukah mengapa Anda merasa seperti tidak pernah kenyang atau justru cepat kenyang setelah makan sedikit? Peneliti dari Laboratorium Nasional Brookhaven, Amerika Serikat, memiliki jawabannya. Menggunakan alat magnetic resonance imaging (MRI) mereka menemukan lokasi pada otak yang bertanggung jawab pada terjadinya keinginan terus-menerus makan. Letaknya di amygdala belakang, bagian dari otak yang ada di temporal lobe, otak bagian bawah dekat sambungan tulang belakang.
Para peneliti menemukan aktivitas bagian amygdala belakang lebih kecil pada orang-orang gendut ketimbang yang berberat badan normal. Mereka juga menemukan, kadar ghrelin—hormon yang dapat merangsang rasa lapar dan kenyang—meningkat ketika perut cukup terisi, yang mengakibatkan peningkatan aktivitas pada amygdala belakang. ”Temuan ini menjadi bukti baru mengapa orang terus makan meskipun perut sudah cukup terisi,” kata peneliti Gene-Jack Wang. Hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal NeuroImage edisi 15 Februari ini akan digunakan untuk membantu menangani penderita obesitas yang sulit berhenti makan.
Harga Mahal, Rasa Makin Enak
Ini masih soal otak. Peneliti dari Universitas Stanford dan Institut Teknologi California menemukan bahwa kenaikan harga suatu produk—dalam hal ini anggur merah—memicu peningkatan aktivitas di bagian otak tertentu. Dengan alat magnetic resonance imaging (MRI), peneliti melihat peningkatan aktivitas pada medial orbitofrontal cortex–terletak di bawah kening, di belakang mata—bagian otak, bertanggung jawab pada munculnya rasa senang dan nikmat.
”Semakin mahal anggur merah, semakin besar aktivitas pada medial orbitofrontal cortex,” ujar Antonio Rangel dari Institut Teknologi California, seperti dikutip situs HealthDay, Selasa pekan lalu. Itu yang dinamakan ”neuromarketing”, pemasaran berdasar persepsi otak. Sehingga orang hanya perlu meninggikan harga untuk memicu rasa nikmat dan senang, tanpa perlu mengganti produk. Bisa tertipu, dong!
Kadar Testosteron Rendah Picu Patah Tulang
Sekarang giliran informasi bagi para lelaki berumur. Menurut penelitian Universitas Sydney, kadar testosteron rendah dapat meningkatkan risiko patah tulang pada laki-laki di atas 60 tahun. Kajian dilakukan terhadap 609 laki-laki dengan rata-rata usia 72,6 tahun, dari 1989 hingga akhir 2005. Peneliti mengumpulkan informasi tentang kepadatan mineral tulang, gaya hidup, kadar darah dalam testosteron dan estrogen.
Selama masa penelitian, 113 responden menderita patah tulang ringan, 25 di antaranya mengalami beberapa kali patah tulang. Sedangkan 149 responden pernah patah tulang (sebelum periode penelitian), mulai dari patah tulang belakang, tulang panggul, tulang pinggang, tulang-tulang bagian atas, dan bagian bawah.
Kesimpulannya, orang dengan kadar testosteron rendah lebih berisiko terkena patah tulang. ”Jadi, pemeriksaan kadar darah testosteron diperlukan pada orang tua yang menderita patah tulang,” demikian menurut penelitian yang dimuat jurnal Archives of Internal Medicine edisi 14 Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo