Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Omega-3 Bagus untuk Emosi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3, yang banyak terkandung dalam ikan berlemak, seperti salmon, bagus bagi jantung. Itu banyak orang tahu. Yang orang belum tahu adalah bahwa omega-3 juga mempengaruhi sel-sel otak yang mengatur emosi dan suasana hati. Itu adalah hasil penelitian terbaru Dr. Sarah M. Conklin dan tim Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, yang disampaikan dalam pertemuan tahunan American Psychosomatic Society di Budapest, Hungaria, pekan lalu.
Penelitian melibatkan 55 orang dewasa sehat yang ditanyai soal rata-rata asupan omega-3. Untuk mengetahui hubungan asam itu dengan emosi, Conklin menggunakan magnetic resonance imaging untuk menentukan volume otak abu-abu mereka. Asumsinya, penambahan tingkat konsumsi omega-3 akan membuat volume otak abu-abu meningkat.
Ternyata dugaan itu benar. Seperti dirilis Reuters Health, omega-3 dinilai menyumbang perbaikan struktur pada area otak abu-abu yang mengatur emosi dan suasana hati. Orang-orang tersebut cenderung lebih ramah dan menyenangkan.
Bahaya Duduk Terlalu Lama
Para pekerja kantoran yang biasa duduk dan memelototi layar komputer berlama-lama mesti ekstrawaspada. Mereka berisiko lebih besar terkena pembekuan darah di kaki dibanding penumpang pesawat terbang di kelas ekonomi. Nyawa orang kantoran juga terancam jika sebagian dari darah beku itu terangkut aliran darah, lalu menyumbat pembuluh darah di paru-paru.
Menurut penelitian terbaru tim dari Institut Penelitian Kedokteran, Selandia Baru, 34 persen pasien pembekuan darah disebabkan duduk sangat lama saat bekerja. Sedangkan pembekuan yang disebabkan terlalu lama duduk ketika terbang cuma 1,4 persen.
Profesor Richard Beasley melibatkan 62 pasien pengidap pembekuan darah berusia di bawah 65 tahun. Sebagian besar mereka bekerja di industri teknologi informasi dan pusat layanan panggilan (call center). Selama bekerja, mereka ada yang duduk 12-14 jam sehari, ada juga yang hanya 3-4 jam. Hasil penelitian itu akan dilansir New Zealand Medical Journal, April mendatang.
"Ini temuan mengejutkan," kata Beasley, ketua tim peneliti, seperti ditulis Associated Press pekan lalu. Selama ini, katanya, pembekuan darah di urat-urat darah kaki atau deep-vein thrombosis lebih sering dikaitkan dengan penumpang pesawat kelas ekonomi yang terbang dalam jangka waktu lama. Kursi di kelas ini begitu rapat membuat kaki sulit bergerak. Sebab itu, penyakit ini akrab dijuluki sebagai sindrom kelas ekonomi.
Minuman Bersoda Picu Diabetes
Minuman ringan bersoda, meski terasa segar di tenggorokan, berpotensi memicu kegemukan sekaligus mendongkrak risiko diabetes. "Gula yang terkandung dalam minuman ringan berdampak buruk bagi kesehatan," kata Dr. Kelly Brownell, Direktur Rudd Center for Food Policy and Obesity, Universitas Yale, Amerika Serikat.
Seperti dilansir Reuters Health pekan lalu, kesimpulan itu didapat setelah Brownell dan kawan-kawan menganalisis dan mengkaji ulang 88 hasil penelitian mengenai topik yang sama dari berbagai sumber. Hasilnya, hu-bungan minuman ringan dengan kegemukan sekaligus memicu diabetes makin terang benderang. "Bukti ilmiah menguatkan hal itu," katanya.
Salah satu studi yang dikaji melibatkan 91 ribu wanita dan diikuti selama delapan tahun. Hasilnya, mereka yang minum satu kaleng atau lebih minuman ringan bersoda dalam sehari berisiko terkena diabetes dua kali lipat dibandingkan mereka yang minum sekaleng atau kurang dalam sebulan. Yang menarik, jika yang diminum adalah soda dengan gula diet, risiko kegemukan dan diabetes tak meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo