Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

27 Februari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sehat dengan Film Humor

Tertawa itu sehat. Sebuah penelitian ilmiah menguatkan kembali ungkapan- lawas itu. Sekelompok peneliti di Universitas Maryland, Amerika Serikat, membuktikan bahwa film humor yang meman-cing tawa membuat aliran darah lebih lan-car dan tubuh menjadi lebih santai.

Penelitian yang dipublikasikan pekan -la-lu itu menunjukkan, film dapat mempe-ngaruhi kondisi kesehatan. Film horor, tragedi, atau drama yang menyedihkan, misal-nya, bisa mempersempit jalan aliran darah. Darah yang tak mengalir lancar merupakan salah satu sebab tubuh rentan penyakit.

Para peneliti mengamati aliran darah 20 pria dan wa-nita yang semuanya dalam kondisi sehat. Saat mereka menonton film perang Sa-ving Private Ryan, volume darah yang mengalir dalam tubuh para relawan itu didapati berkurang. Hal ini mengindikasikan terjadinya- penyempitan pembuluh darah utama (arteri).

Sebaliknya, ketika film ko-medi romantik There’s So-me-thing about Mary di-pu-tar, pembuluh darah para relawan menjadi lebih lebar- sehingga volume darah yang mengalir lebih ba-nyak. Tim peneliti menemukan pula bah-wa penyempitan pembu-luh darah akibat film horor atau tragedi ter-ja-di jauh lebih cepat dibanding pelebaran pembuluh saat menonton film penuh humor.

Profesor Simeon Margolis dari Johns Hop-kins School of Medicine, Amerika, mem-benarkan hasil penelitian itu. Film hu-mor, menurut dia, juga bisa mengkompensasikan stres yang dialami setiap hari. ”Jika tak sempat menonton film, untuk meng-hilangkan pengaruh buruk akibat stres, Anda cukup membayangkan atau mem-bicarakan sesuatu yang lucu dan tertawalah,” katanya.

Akupresur buat Sakit Punggung

Pengobatan Timur ma-kin mendapat tempat di du-nia kedokteran modern. Pekan lalu, sebuah tim dokter- dari Taiwan mempubli-ka-sikan hasil penelitiannya bah-wa proses penyembuhan dengan metode akupresur jauh lebih efektif ketimbang pengobatan modern, yang memakan waktu dan biaya lebih banyak.

Dr Graham Chandler, yang memimpin tim dokter dari Ins-titute for Complementa-ry- Medicine, mengatakan penelitian dilakukan de-ngan- mengamati 129 pasien penderita sakit punggung. Mere-ka dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama menjalani metode akupresur. Adapun kelompok kedua men-jalani pengobatan modern, an-tara lain dengan terapi panas, stimulus listrik, dan melakukan gerakan-gerakan tertentu. Secara berkala, selama enam bulan, tim dokter mengawasi perkembangan pa-sien dan menanyakan apa yang mereka rasakan dan pengaruh pada aktivitas rutin para pasien.

Hasilnya, para pasien yang menjalani metode akupresur mengalami kesembuhan hing-ga 89 persen. Mereka me-ngaku metode itu merangsang untuk lebih bergairah melakukan aktivitas seha-rihari. ”Meski tidak sehe-bat akupunktur, akupresur lebih efektif diban-ding pengobatan mo-dern,” kata Chandler.

Akupresur me-ru-pakan alternatif penyembuhan dengan menggunakan tekanan jari atau telapak ta-ngan untuk meng-aktifkan kembali peredaran energi vital atau chi di dalam tubuh.

Kentang Memicu Diabetes

Kaum wanita yang suka ja-jan perlu berpikir ulang tentang kebiasaan mengudap- kentang goreng. Kendati re-nyah dan enak di lidah, ken-tang mengandung indeks glikemi tinggi yang bisa mem-percepat naiknya gula darah.

Kondisi itu potensial me-rusak sel-sel beta dalam pan-kreas yang memproduksi hor-mon insulin, yang dibutuhkan untuk metabolisme gula darah. Bila kerja insulin terganggu, ancaman penyakit diabetes tipe 2 muncul di ambang pintu.

Temuan itu dilansir American Journal of Clinical Nutrition, Februari 2006. Dalam pe-nelitian, para peneliti da-ri Universitas Harvard, Ame-rika Serikat, melibatkan res-ponden sekitar 85 ribu wanita. Ancaman diabetes makin besar di kalangan wanita gen-dut alias mengalami ke-lebihan berat badan. Juga me-reka yang terlalu banyak duduk dan kurang bergerak.

”Masuk akal jika mereka mengurangi konsumsi kentang goreng,” kata Thomas L. Halton, salah satu peneliti, kepada Reuters Health. Terlebih hasil penelitian menunjukkan, sumbangan kentang goreng dalam mendongkrak kemungkinan terjadinya diabetes memang cukup tinggi, yakni 21persen.

Pada sayuran tinggi serat, buah-buahan, dan kelompok kacang polong, yang terjadi adalah hal yang sebaliknya. Karena kandungan indeks glikeminya lebih rendah, me-nurut tim Halton, mengonsumsi jenis makanan ini berpotensi mengurangi risiko diabetes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus