Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedotan Sayang Gigi
Dampak buruk minuman ringan terhadap kesehatan gigi sulit dihindari. Karena mengandung sodium bikarbonat, minuman ini bisa menghancurkan email, pelapis gigi. Yang bisa dilakukan hanya mencegah agar kerusakan tidak terlalu parah.
Caranya? Itulah yang dipelajari oleh sejumlah ahli kesehatan gigi dari Temple University, Philadelphia, Amerika Serikat, baru-baru ini. Mereka menyimpulkan, tingkat kerusakan gigi akibat minuman ringan berkaitan dengan cara seseorang meminumnya. Menikmati minuman ringan dengan sedotan yang langsung diarahkan ke tenggorokan bisa meminimalkan efek buruk.
Mereka telah meneliti dua orang remaja penggila berat minuman ringan yang minum sedikitnya 1-3 liter per hari. Alhasil, gigi mereka lama-kelamaan keropos dengan pola kerusakan berbeda. Pemuda yang biasa menenggak langsung minuman dari kaleng mengalami kerusakan gigi yang lebih parah. Seluruh giginya keropos. Dia juga biasa menahan minuman di mulut sebelum menelannya.
Lain halnya seorang gadis berusia 16 tahun yang punya kebiasaan yang lebih baik. Dia biasa menikmati minuman ringan dengan sedotan yang ditahan di bibirnya. Ternyata, hanya gigi serinya yang keropos. Jadi, "Dengan menggunakan sedotan secara tepat, risiko kerusakan gigi bisa diperkecil, " kata Dr. Mohamed A. Bassiouny, dari Temple's School of Dentistry. Cara yang paling aman, tentu saja, dengan tidak terlalu sering minum minuman bersoda.
ASI Mencegah Rabun
Ternyata air susu ibu alias ASI sungguh besar khasiatnya. Salah satunya bisa membuat mata si anak lebih awas dan terhindar dari penyakit rabun dekat. Inilah hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Singapore Eye Research Institute yang dipublikasikan pekan lalu.
Mereka telah meneliti 797 anak-anak berusia 10 hingga 12 tahun di Singapura. Bocah-bocah itu menjalani tes medis dan harus menjawab serangkaian pertanyaan, termasuk berapa jumlah buku yang mereka baca per minggu. Hasilnya? Mereka yang minum ASI kurang dari 50 persen mendapat risiko terkena penyakit rabun dekat.
Air susu ibu bisa mencegah lamur karena mengandung Docosahexaenoi acid. Zat ini merupakan unsur utama yang bisa mendorong pertumbuhan bola mata sehingga membantu perkembangan visual bayi. "Kami selalu merekomendasikan pemberian susu ibu pada bayi demi menurunkan risiko terkena lamur," kata Dr. Saw Seang Mei dari National University of Singapore, yang memimpin penelitian tersebut.
Gemuk Memicu Kelumpuhan
Berbahagialah wanita yang berat badannya stabil di usia senja. Sebaliknya, perempuan yang mengalami obesitas pada usia di atas 70 tahun mesti berhati-hati. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat menyimpulkan mereka lebih mudah terserang lumpuh daripada wanita berberat badan normal. Hasil penelitian ini dipublikasikan di sebuah jurnal kesehatan di Amerika, Rabu pekan lalu.
Studi dilakukan terhadap 599 wanita yang berusia 70-90 tahun. Hasilnya, wanita gemuk cenderung mengalami gejala menuju kelumpuhan. Badan terasa lemah, lamban, malas, mengalami kecapean dan kehilangan berat. Setelah mengalami tiga atau lima gejala lumpuh, mereka bisa menderita lumpuh total.
Dr Caroline S. Blaum, kepala peneliti dari Universitas Michigan, menyatakan orang tua dengan gejala kelumpuhan cenderung memiliki penyakit tambahan lain seperti diabetes, jantung, dan sebagainya. Buat menghindari kegemukan, disarankan mengikuti pola hidup sehat dan memperbanyak olahraga.
Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo