Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masyarakat yang mengeluhkan munculnya jerawat setelah menggunakan masker seharian. Fenomena ini, dalam istilah medis, dikenal dengan istilah masked related acne (maskne), yaitu kelainan kulit yang berkaitan dengan masker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian yang dilakukan oleh Emily Rudd berjudul “Mask Related Acne (“maskne”) and Other Facial Dermatoses” menemukan bahwa 54 persen dari 833 staf fakultas kedokteran di Thailand mengalami kelainan kulit karena masker bedah dan masker kain.
Penelitian ini juga menemukan kelainan yang paling sering dialami adalah dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan adalah kelainan kulit seperti eksim yang disebabkan oleh faktor dari luar seperti bahan kimia atau fisik.
Kelainan ini disebabkan oleh masker di daerah pipi dan hidung pada penggunaan masker selama lebih dari 6 jam. Kondisi dari dermatitis kontak iritan dapat bervariasi, misalnya kulit kering, kemerahan, gatal, erosi, ulserasi, dan vesikel yang mirip seperti cacar air.
Selain dermatitis kontak iritan, kelainan kulit lain yang mungkin timbul adalah urtikaria yang mirip seperti biduran, jerawatan, kelainan di sekitar mulut, benjolan kecil-kecil berisi cairan putih atau nanah karena infeksi bakteri, dan perburukan dermatitis seboroik atau dermatitis atopik yang sudah ada sebelumnya.
Gejala kelainan kulit karena masker dapat dilihat dari tanda-tanda yang muncul. Misalnya, kelainan kulit yang tiba-tiba terjadi atau perburukan kelainan kulit yang sudah ada pada tempat yang tertutup masker. Hal ini biasanya akan membaik pada saat periode tertentu, khususnya saat tidak menggunakan masker sehingga berbeda dengan kelainan kulit lain seperti jerawat yang umumnya tidak akan cepat membaik.
Kelainan kulit akibat penggunaan masker dapat disebabkan oleh beberapa sebab:
- Kelembaban kulit yang tertutup masker,
- Kolonisasi bakteri pada mukosa dan kulit, dan
- Gesekan masker pada kulit yang menyebabkan iritasi kronis, diperburuk oleh kelembaban dan panas.
Bagi mereka yang sering mengalami hal ini, Emily Rudd memberikan sejumlah tips untuk mengatasinya:
- Bersihkan kulit dengan pembersih bebas sabun,
- Berikan pelembab pada kulit selama 30 menit sebelum menggunakan masker,
- Gunakan tape siliconsebagai barrier pada hidung dan pipi,
- Gunakan silicon base barrier wipeuntuk melindungi kulit,
- Gunakan masker dengan benar, jangan terlalu ketat, dan
- Buka masker secara berkala untuk mencegah tekanan dan kelembaban.
Selain tips di atas, perhatikan juga kecukupan air putih agar tidak dehidrasi. Selain itu, jaga juga kesehatan mulut dengan rajin mencuci gigi. Jika kelainan pada kulit wajah tetap terjadi usai melepas masker, maka tidak ada salahnya pergi ke dokter untuk konsultasi.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga: