Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Waffle Renyah Si Rubah Cokelat

Tidak semua waffle tersaji manis. Ada pula aneka waffle gurih yang lebih dari mengenyangkan untuk sekadar menjadi camilan.

6 Juni 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salted Caramel Waffle buatan kafe Brown Fox Waffle & Coffee di jalan Taman Margasatwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis, 4 Juni 2020. TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Panas terik udara Jakarta pada Kamis siang lalu teredam dalam setangkup waffle Salted Caramel. Waffle ber-topping es krim vanila ini tak pernah alpa dari daftar pesanan kala saya melipir ke Brown Fox, Jakarta. Begitu pula saat saya melakukan pemesanan via daring. Saya sempat khawatir waffle berubah lembek karena es krim keburu meleleh sebelum sampai di rumah. Untunglah, es krim, waffle, saus caramel, dan almond panggang dibungkus terpisah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saya tata keempatnya meniru foto dalam menu. Namun hawa dari luar rumah membuat bentuk es krim tak secantik biasanya. Tapi, untuk rasa, si Rubah Cokelat piawai menjaganya seperti senikmat makan di tempat. Asin dan manis dengan sensasi dingin berbaur imbang di atas kulit waffle yang renyah. “Waffle-nya lembut, tapi crunchy. Karamelnya enggak nyelap karena ada rasa manis dan asin,” tutur Syadza, keponakan yang sudah bolak-balik ke kafe mungil di tepi Jalan Margasatwa, Jakarta, ini.

Selain menyediakan Salted Caramel, Brown Fox menyajikan aneka waffle manis dengan potongan buah, seperti pisang, peach, stroberi, atau campuran beri. Setiap waffle dilengkapi dengan satu scoop es krim. Jika satu dirasa kurang, pelanggan dapat memesan ekstra es krim rasa vanila, stroberi, cokelat, matcha, coffee and cream, atau black sesame. Tentu dengan ekstra harga pula, yakni Rp 15.400 per scoop.

Tidak semua waffle tersaji manis. Brown Fox juga membuat aneka waffle gurih yang lebih dari mengenyangkan untuk sekadar menjadi camilan. Salah satu yang unik adalah Okonowaffu. Waffle ini terinspirasi oleh jajanan Jepang okonomiyaki. Bahannya pun mirip, yaitu bacon sapi, kol iris, daun bawang, dan taburan dried bonito—remahan lebar setipis kulit bawang dari olahan ikan.

Hanya, adonan dasar yang menjadi alas okonomiyaki diganti dengan waffle yang membal. Pada tahap akhir penyajian, Okonowaffu dilumuri mayones serta saus berbahan tiram dan shoyu. Menurut Syadza, kedua lumuran ini mengukuhkan rasa khas okonomiyaki ala Brown Fox. “Mayones dan sausnya bikin segar.”  

Brown Fox menyuguhkan pilihan makanan dan minuman yang cukup variatif. Sayangnya, beberapa menu berstatus “out of stock” untuk pemesanan bawa pulang. Tapi, untuk tipe pemesanan ini, sering ada diskon khusus yang lumayan bikin hemat kantong. Kamis lalu, saya menemukan potongan harga 40 persen untuk Strawberry Yoghurt. Esoknya, giliran seri olahan Yakult yang promo.

Strawberry Yoghurt terbuat dari yoghurt putih dan endapan stoberi halus di dasar gelas. “Stroberinya asam dan segar. Bikin melek kalau diminum siang begini,” tutur Davina, adik Syadza.

Minuman segar Brown Fox lainnya yang bikin melek saat tengah hari bolong adalah Es Kopi Susu Bombon. Campuran kopi, brown sugar, dan susu kental manis ini pas diseruput di sela menyantap Waffle Slice original isi kacang merah-cokelat. Berbeda dengan Okonowaffu yang membal, Waffle Slice dibuat lebih tipis dan padat. Satu paketnya terdiri atas dua potong waffle dengan pilihan isi Oreo, cokelat, kacang merah, keju, dan pisang. Pelanggan boleh mengombinasikan maksimal dua filling. Sedangkan untuk kulit waffle-nya, Brown Fox menyediakan rasa original, matcha, cokelat, dan varian terbaru, charcoal.

Saya mencoba memadukan waffle charcoal dengan isi keju-pisang. Namun kolaborasi tersebut tidak semantap waffle original isi kacang merah-cokelat. Mungkin keju-pisang lebih menyatu dengan waffle cokelat.

Walau Brown Fox melabeli diri sebagai spesialis waffle dan kopi, makanan berat seperti pasta dan donburi juga tersedia. Saya tergoda oleh gambar Gyu Tan Don dalam daftar menu. Irisan tipis lidah sapi premium ini bercita rasa gurih, sedikit manis, tapi pedas. Untuk cabai, pelanggan bisa menyesuaikan level pedas sesuai dengan kemampuan lidah: tidak pedas sama sekali, sedikit pedas, sedang, atau pedas.

Tapi, astaga! Saya lupa meninggalkan catatan level pedas dalam kolom pemesanan. Beruntung, juru masak meracik Gyu Tan Don pesanan saya dengan cabai rawit merah berlimpah. *

NITA DIAN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus