Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waspadai Gelombang Lanjutan Covid-19 Akibat Omicron BA.4 dan BA.5

Hati-hati, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 berpeluang memicu gelombang kasus COVID-19 sebab kemampuannya menginfeksi manusia sangat mudah.

13 Juni 2022 | 22.11 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster) kepada warga binaan saat pelaksanaan vaksinasi presisi Polri di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA, Karawang, Jawa Barat, Ahad, 27 Februari 2022. Sebanyak 600 warga binaan menerima vaksin COVID-19 dosis penguat untuk meningkatkan kekebalan imunitas warga binaan dan mencegah penyebaran COVID-19 terutama varian Omicron di area Lapas. ANTARA/M Ibnu Chazar
material-symbols:fullscreenPerbesar
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster) kepada warga binaan saat pelaksanaan vaksinasi presisi Polri di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA, Karawang, Jawa Barat, Ahad, 27 Februari 2022. Sebanyak 600 warga binaan menerima vaksin COVID-19 dosis penguat untuk meningkatkan kekebalan imunitas warga binaan dan mencegah penyebaran COVID-19 terutama varian Omicron di area Lapas. ANTARA/M Ibnu Chazar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 berpeluang memicu gelombang kasus COVID-19 sebab kemampuannya menginfeksi manusia sangat mudah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau tidak ada upaya yang memadai, misalnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, vaksinasi buruk, perilaku masyarakat memakai masker juga buruk, itu dalam dua pekan bisa dominan dan bisa menyebabkan gelombang baru," kata Dicky.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia mengatakan Omicron BA.4 dan BA.5 merupakan turunan dari Varian of Concern (VoC) Omicron yang sudah menyebar di 40 lebih negara. Sebagaimana turunan VoC lain, seperti mutasi L.452 Delta, Omicron BA.4 dan BA.5 mudah sekali menginfeksi manusia, tidak hanya yang belum divaksin, tapi juga yang telah menerima dosis lengkap, bahkan yang sudah pernah terinfeksi BA.1, BA.2, dan BA.

Kemampuan infeksi ulang Covid-19 disebabkan oleh turunan dari mutasi Delta L.452 yang dengan mudah mengikat reseptor angiotensin converting enzyme (Ace 2) yang ada di banyak sel tubuh organ manusia, khususnya sel paru-paru.

"Dengan adanya kemampuan BA.4 dan BA.5, bisa menyiasati deteksi dari antibodi, baik dari terinfeksi maupun antibodi dari vaksinasi, maka pertumbuhan perkembangan kasusnya di kisaran 12 sampai 13 persen," paparnya.

Proyeksi pertumbuhan kasus itu, berpotensi memicu gelombang dalam hitungan pekan atau bulan meskipun tidak ada peningkatan keparahan terhadap pasien yang tertular. Sementara itu, direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mendorong otoritas terkait segera melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) menyusul ditemukannya delapan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali dan Jakarta.

"Sehubungan peningkatan kasus dalam beberapa hari terakhir ini, maka disebut-sebut tentang kemungkinan peran subvarian BA.4 dan BA.5," ujarnya.

Secara umum, di dunia subvarian BA.2 tetap dominan walaupun terjadi penurunan dari 44 persen menjadi 19 persen berdasarkan laporan mingguan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Yang saat ini meningkat adalah subvarian BA.2.12.1, BA.5, dan BA.4. Dari ketiga ini, data terakhir menunjukkan subvarian BA.2.12.1 paling banyak ditemui, sudah terdeteksi di 53 negara dan diduga jadi penyebab penting kenaikan kasus. Artinya perlu pula dicek mendalam ada tidaknya di Indonesia," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus