Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Yang diam-diam naik

Terjadi kenaikan jumlah akseptor sterilisasi di indonesia. tidak semua orang boleh di sterilisasi. indikasi yang tepat adalah pancawarga ibu, bapak dengan 3 orang anak. (ksh)

25 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG wanita, sesudah melahirkan, dalam keadaan segar bugar dioperasi sterilisasi. Ia meninggal dunia sebelum sempat pulang ke rumahnya dari Rumah Sakit Umum Samarinda. Kasus lain terjadi di Inggeris. Seorang dokter dituntut ke pengadilan oleh seorang suami karena isterinya hamil. Padahal si suami sudah menjalani vasektomi. Hal seperti itu memang bisa terjadi, "tetapi frekwensinya sedikit sekali, kurang dari 1 persen," tutur dr. Does Sampoerno, ketua PUSSI (Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia) kepada TEMPO. Apalagi metoda yang dipakai kini sudah semakin sempurna. Berbicara soal sterilisasi, memang banyak yang pro di samping yang kontra. Keberatan terutama datang dari para pemuka agama. Haji Bambang Soedarto, dosen agama pada Sekolah Tinggi Kedokteran Yarsi dengan tegas menggeleng. "Ada hadisnya, bahwa kita tidak boleh merobah organ tubuh manusia, kecuali dalam keadaan darurat," tuturnya. Keputusan Musyawarah Ulama Terbatas yang diadakan tahun 1972 di Jakarta menyebutkan bahwa melakukan pemandulan yang berarti mencegah sama sekali pembuahan, baik untuk sementara apalagi selama-lamanya, dengan operasi atau pengobatan adalah diharamkan, kecuali dalam keadaan darurat. Tapi sterilisasi tidak sama dengan pemandulan, sedang "60% dapat dipulihkan kembali dengan operasi dan dapat mempunyai keturunan lagi," demikian Nani Suwondo SH, ketua Dewan Hukum PUSSI Pusat. Juga dengan metoda mutakhir, operasi sterilisasi sudah tidak lagi memotong/mengikat, tetapi hanya memasang cincin saja. "Apakah ini masih dianggap merobah organ tubuh?" tanya tokoh PUSSI itu. Kenyataannya peminat sterilisasi ini di Indonesia bertambah dari tahun ke tahun. Peminat wanita 4 x lebih banyak daripada kaum prianya. Penyelidikan baru-baru ini dilakukan di Pakistan. Ternyata 90% dari mereka yang dengan vasektomi telah tidak mengalami gangguan dalam hubungan seksuilnya. Bahkan 8% libido (nafsu sex) mereka meningkat, dan hanya 2% yang berkurang. Golongan yang terakhir ini adalah mereka yang memang sudah mempunyai problema psikis di dalam fungsi seksuilnya. Kenaikan jumlah akseptor sterilisasi di 16 propinsi di Indonesia: Tahun 1974/1975 pria 1.959 dan wanita 7.724, tahun 1976/1977 pria 3.487 dan wanita 19.020, dan tahun 1978/1979 pria 7.444 dan wanita 32.425. Sterilisasi pada pria disebut vasektomi atau pengikatan saluran benih (spermatozoa) pria sedang pada wanita disebut tubektomi atau pengikatan saluran telur wanita. Operasi vasektomi hanya berlangsung selama 15 menit dan penderita tidak perlu diopname di rumah sakit. Sedang tubektomi kira-kira berlangsung setengah jam. Di Rumah Sakit Umum yang merupakan training centre PUSSI sterilisasi dilakukan secara cuma-cuma, antara lain di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Manado dan Yogyakarta. Imbalan Radio Tidak semua orang boleh disterilisasi. Indikasi yang tepat adalah pancawarga -- ibu, bapak dengan 3 orang anak. Sterilisasi memang belum termasuk dalam program KB pemerintah. Namun ditinjau dari segi hukum tidak ada hambatan. "Tidak ditemukan satu pasalpun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang melarang dilaksanakannya sterilisasi sukarela tersebut," tutur dr. Sampoerno. Perkumpulan yang dipimpinnya itu didirikan tahun 1974. Tujuannya meningkatkan dan memelihara kesehatan dan kesejahteraan keluarga melalui sterilisasi sukarela, dengan jalan mengadakan pendidikan dan latihan tehnik sterilisasi pada para dokter. Juga PUSSI memberikan pelayanan sterilisasi secara sukarela. Para akseptor yang tinggalnya jauh dari rumah sakit bahkan sudah dapat memanggil unit mobil vasektomi. Ini dijumpai di Magetan, Jawa Timur. Bila dihubungi saja rumah sakit kota itu, mobil tersebut datang menjemput sang akseptor. Atau dokter dan peralatannya datang ke desa. Vasektomi bisa dilakukannya setempat. Namun pemerintah cenderung untuk tidak menggalakkan kampanye sterilisasi ini dalam program KB. Bahkan cara seperti di Magetan itu pun pernah mendapat kecaman dari kalangan DPR. Ketika ibunya masih menjadi perdana menteri, Sanjay Gandhi pernah terlalu bersemangat mendorong sterilisasi untuk India yang kini berpenduduk 650 juta. Pria India ketika itu dibujuk, antara lain dengan imbalan radio transistor asalkan mau dioperasi vasektomi. Kemudian bukan hanya dibujuk, malah dirazzia dan dipaksa di sana. Di sini, bujukan pun jangan. Tapi PUSSI sudah menetapkan sasaran: minimal tiap kabupaten sudah akan mempunyai satu dokter yang mahir melakukan sterilisasi pada tahun 1981.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus