Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Ke desa dengan listrik

2 desa di indramayu dan subang kini telah dialiri listrik. diusahakan cv pasundan, bandung. pln mengkhawatirkan ketidakberesan pemasangan instalasinya. (ds)

25 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEBARAN ini penduduk beberapa desa di Jawa Barat betul-betul gembira. Ini bukan lantaran sawah mereka luput dari kekeringan (TEMPO, 11 Agustus 1979, Desa). Melainkan apa yang galib disebut listrik pedesaan sudah menjangkau desa mereka. Malah beberapa desa sudah menikmatinya sejak beberapa waktu lalu. Dan dalam waktu dekat usaha yang sekarang ditangani pihak lain itu penanganannya segera akan beralih kepada penduduk desa sendiri. Adalah Desa Gabuswetan di Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Subang. Dikenal juga sebagai desa terbaik dalam tanaman padi di kabupaten ini tahun lalu. Di satu tepi desa ini sejak 3 tahun lalu muncul instalasi gas alam cair milik Pertamina. Serta merta suasana di sekitarnya di malam hari terang-benderang karena listrik. Tapi tak seorang penduduk menikmatinya. Sebab daerah tersebut kebetulan tanpa penghuni. Tapi pemerintah Kecamatan Gabuswetan tak mau membiarkan 7 ribu jiwa penduduk desa tersebut memandang kemilau instalasi Pertamina semata-mata sebagai kunang-kunang. Usaha pun dirintis. Dan ketemulah CV Pasundan (dari Bandung) yang bersedia menanam modal -- dan tentu saja cari nafkah dengan membangun apa yang galib disebut instalasi listrik masuk desa. Demikianlah, sejak akhir 1977 sudah 250 penduduk Desa Gabuswetan menikmati penerangan. Masing-masing antara 100 sampai 200 watt. Dengan generator 220 volt, CV Pasundan mengalirkan listrik tadi dengan sejumlah tiang yang di antaranya terbuat dari kayu jati. Pungutannya: Rp 75 ribu untuk biaya pemasangan (dibayar 2 kali musim panen) dan Rp 2.000 sebagai uang langganan bulanan bagi pemakaian 100 watt serta Rp 3.500 bagi pemakaian 200 watt. Pembayaran bulanan ini dengan setia dilunasi warga desa langsung kepada perusahaan tadi. Tanpa Senter M. Moeliono BA, Camat Gabuswetan, menilai arti listrik di desanya besar sekali. Sekalipun beberapa penduduk pernah mengusulkan agar lebih dulu mengusahakan gotong-royong pembuatan jalan daripada memasang listrik. "Dengan penyinaran cukup, anak sekolah belajar lebih baik dan cara berpikir penduduk tambah dinamis," kata Moeliono. Di Kabupaten Subang, perlistrikan desa di luar PLN terlihat di Desa Belanakan Kecamatan Ciasem. Yang mengusahakannya, sejak Januari lalu, PT Makindo Sejati dari Bandung. Dari 2.425 kepala keluarga meliputi 9.058 jiwa penduduk desa ini, yang bisa dilayani sesuai dengan kemampuan perusahaan tadi sekarang baru 500 langganan. Seperti halnya di Gabuswetan (Indramayu), tiang tiang listrik di desa ini pun tak sedikit di antaranya yang terbuat dari kayu. Betapapun akibatnya, "kalau ronda kita tak perlu memakai senter lagi," kata seorang Hansip di desa tersebut kepada Helman Eidy dari TEMPO. Satu masalah, di mata orang PLN, pemasangan instalasi listrik di Desa Gabuswetan misalnya dikhawatirkan keberesannya. Sebab kawat dari tiang di tepi Jalan langsung dipasang nyelonong ke rumah tanpa melalui tiang di atap rumah tadi. "Secara teknis, pemasangan demikian tidak dapat dibenarkan," kata Kepala PLN Ranting Indramayu, Karim. Drs. Ase Husna Ruhyana, jurubicara Kabupaten Indramayu menyayangkan cara pemasangan seperti tadi. Tapi CV Pasundan yang memasang instalasi tadi memang enggan berkonsultasi lebih lanjut dengan PLN. Alasannya, "prosedurnya berbelit-belit dan makan waktu lama," Ase Ruhyana mengungkapkan. Sejalan dengan itu, Kepala Desa Gabuswetan tampaknya memang sudah bukan main butuh akan soal listrik ini. Karenanya dia tak mau banyak bertele-tele. Lebih-lebih tampilnya CV Pasundan dalam usaha perlistrikan di desanya dikaitkan dengan satu perjanjian Mei 1980 harus menyerahkan usahanya kepada pemerintah desa. Artinya desalah yang selanjutnya akan mengambil keuntungan dari uang langganan para pemakai listrik tadi. Dalam waktu dekat ini CV Pasundan juga akan memasukkan listrik di beberapa desa, baik di wilayah Indramayu maupun Subang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus